Fakta Anies: “The Guardian of Democracy”
Dengan modus politik yang nyaris sama dengan Gibran melakukan penyesuaian usia. Kali ini melalui MA tetapi oleh MK dilakukan task force refuges, hukum, penolakan final dan binding.
Sekalipun, berbareng ada suatu gerakan kilat dalam senyap di parlemen yang sudah dikuasai oligarki partai KIM Plus untuk merevisi UU Pilkada.
Sekaligus, secara mendadak oligarki partai KIM Plus pun ramai-ramai menarik dukungan dari Anies.
Karena faktor efek Anies dan penolakan MK tersebutlah terjadi secara sporadis, spontan dan simultan di seluruh pelosok nusantara demo dukungan penolakan langsung diinisiasi oleh mahasiswa, pelajar dan buruh serta komunitas oposisi kepada Kaesang sebagai calon Gubernur DKJ.
Semakin merembet kobaran api demonstrasi berskala dan bereskalasi sangat besar terjadi 22 Agustus 2024 itu.
Yang getarannya terasa bakal bisa mengguncang gempa besar mengundang gelombang raksasa tsunami politik : mau tidak mau harus diterima aspirasi politiknya dan “diamankan” oleh Prabowo. Terlebih, situasinya menjelang hanya sebulan menjelang Prabowo-Gibran itu akan dilantik.
Itu membuktikan fakta politiknya Anies masih disegani dan diperhitungkan oleh pihak lawan serta bagi bangsa menjadi bagian elemen penting menjaga dan menegakkan demokrasi di negari ini.
Begitu pun dengungan emosional keinginan pembuktian yang dilontarkan keras oleh Muarar Sirait belakangan ini selaku tokoh militan pendukung Gerindra sekarang, sebelumnya PDIP:
Dalam konteks mengkomparasi yang melecehkan politik kesepadanan: mana yang akan lebih kuat dukungan publik terhadap calon-calon gubernur yang di-back up Anies-PDIP melawan Prabowo, Jokowi dengan Dinasti Politik dan Oligarki?
Di daerah wilayah provinsi-provinsi yang strategis menjadi parameter dan barometer politik Indonesia, seperti: DKInJakarta, Jawa Tengah, Sumatera Utara, Jawa Barat, Jawa Timur, Yogyakarta, Banten, Sulawesi Selatan dan Kalimantan Timur?
Sekarang sudah dimulai adanya riak-riak dan gerakan perlawanan serta pemberontakan untuk melakukan penolakan dan tidak memilih calon pendukung hereditas politik dinasti dan Fufufafa itu. Sekalipun, bernaung di lingkaran dukungan KIM Plus.
Lihat saja hasilnya nanti setalah akhir perhitungan pada pencoblosan setelah 27 November mendatang. Efek politik Anies terbuktikan akan menelanjangi keruntuhan para calon berkekuatan pendukung turunan dinasti politik Fufufafa itu.