Fear of the Dark
Kalau Anda berjiwa waras dan punya sedikit selera humor tentunya ucapan itu bisa menjadi pemicu senyum, baik senyum manis maupun getir. Di tahun politik seperti sekarang joke-joke politik bertebaran; Nomor satu dibuka nomor dua dicoblos. Nomor satu dicoblos nomor dua ditutup. Coblos satu sah coblos dua tidak sah.
Masih banyak joke sejenis yang bisa bikin senyum simpul. Tapi, kalau Anda bagian dari kelompok yang takut pada kegelapan pasti bereaksi berlebihan dan tidak bisa merasakan nuansa humor itu.
Dulu manusia prasejarah menyembah pohon karena takut, ternyata sekarang ada jenis “Manusia Prasejarah 4.0” yang menyembah pohon kekuasaan karena takut kehilangan jabatan.
Zulhas sebagai pejabat negara dituduh melakukan kampanye terselubung, mengarahkan orang untuk memilih paslon tertentu. Tuduhan kedua adalah mengadakan kegiatan yang bisa menguntungkan salah satu peserta pemilu.
Bawaslu harus kerja ekstra-keras untuk membuktikan tidak adanya dua unsur itu. Kalimat-yang disampaikan Zulhasan dalah metaforis yang banyak dipakai orang. Apalagi Zulhas tidak menyampaikan kalimat secara utuh.
Dari sudut semiotika pun pernyataan itu menyiratkan makna konotatif dan denotatif. Nomor satu dan dua bisa diartikan denotatif sebagai tanda urutan saja, atau bisa juga dikonotasikan sebagai nomor urut pasangan capres.
Luhut Panjaitan dan Rini Sumarno lolos dari sanksi. Mereka dilaporkan karena mengacungkan satu jari di acara World Bank Bali dan eksplisit menyebut “one is for Jokowi, two is for Prabowo”.
Ada yang lebih seram lagi; Ganjar Pranowo memobilisasi kepala daerah di Jateng untuk mendukung 01 dan Syahrul Yasin Limpo mengajak camat-camat di Makassar mendukung 01. Apa yang dilakukan Zulhasan tidak ada apa-apanya ketimbang tindakan telanjang Ganjar-Syahrul.