Feminisme, Absurd!
Muslimah Tak Butuh Feminisme
Semua masalah ruwet ini muncul saat para perempuan secara khusus, tidak memiliki orientasi kehidupan yang benar. Hanya memiliki obsesi materi belaka yang dikira bisa menaikkan derajat kehidupan dan kehormatan.
Menilik efek dari gerakan feminisme yang nyatanya absurd kebablasan ini, seharusnya seorang perempuan dengan latar belakang agama apapun bisa mengambil langkah hati-hati agar tak terjerumus pola hidup yang salah. Karena faktanya bukan menciptakan kehidupan yang lebih baik bagi perempuan, malah menggiring ke arah tsunami masalah yang menambah keruwetan.
Bagi muslimah, harusnya menggunakan Islam saja sebagai acuan langkah kehidupan. Harusnya bisa angkat kaki dan melindungi diri agar tidak terpapar dan terkontaminasi bahaya ide feminisme. Mengingat feminisme lahir dari rahim sistem kehidupan kufur yang merendahkan perempuan dan memindahkan perempuan dari satu kesengsaraan menuju kesengsaraan lainnya.
Islam lahir dengan orientasi hidup yang berbeda dengan sistem kufur. Sistem kufur hanya menjadikan materi sebagai dewa, sedangkan Islam ridha Sang Pencipta. Dalam Islam laki-laki dan perempuan, diberikan jalur yang berbeda dalam mendapatkan ridha Allah.
Sehingga tak terjadi persaingan dalam kancah kehidupan terkait kekuasaan dan penguasaan harta dan jabatan. Laki-laki maupun perempuan, saling membantu untuk bisa sampai ke arah tujuan yakni syurga. Hal ini tentunya hanya mampu dilakukan bagi yang memiliki pondasi keimanan dan arah hidup yang jelas hingga tak mudah disapu angin paham-paham liberal.
Islam menyediakan kemuliaan bagi perempuan dan tak merendahkannya. Islam membuka jalan baginya menuju surga dunia dan akhirat. Rasulullah Saw bersabda, “Barangsiapa diamanati Allah seorang puteri, bila ma titidak ditangisi, dan bila hidup dididik secara baik, maka ia dapat jaminan surga.” (HR. Abu Dawud, Hakim dari Ibnu Abbas).
“Wahai Rasulullah, siapakah di antara manusia yang paling berhak untuk aku berbuat baik kepadanya?” Rasulullah menjawab, “Ibumu.” “Kemudian siapa?” tanyanya lagi. “Ibumu,” jawab beliau. Kembali orang itu bertanya, “Kemudian siapa?” “Ibumu.” “Kemudian siapa?” tanya orang itu lagi. “Kemudian ayahmu,” jawab Rasulullah.” (HR. Bukhari dan Muslim)
“Mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya di antara mereka. Dan sebaik-baik kalian adalah yang paling baik terhadap istri-istrinya.” (HR. Ahmad dan Tirmidzi)
“Dunia itu perhiasan; sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita salehah.” (HR Muslim)
Tak ada yang lebih mengetahui tata aturan terbaik kehidupan manusia melainkan Allah Sang Pencipta kehidupan. Sehingga hanya aturan Allah saja hidup disandarkan. Cukup Islam saja yang menjadi naungan kehidupan. Wallahu a’lam bish-shawab.
Aisha El Fath