“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.” (QS. An Nisa: 48)
إِنَّهُ مَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدْ حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ وَمَأْوَاهُ النَّارُ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنْصَارٍ
“Sesungguhnya orang yang berbuat syirik terhadap Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun.” (QS. Al Maidah: 72)
Syirik bukan hanya bermakna menyembah (beribadah) kepada selain Allah SWT. Tetapi syirik juga bisa bermakna menggantungkan harapan kepada selain Allah SWT. Karena, perbuatan tersebut mengingkari kemahakuasaan dan kemahasempurnaan-Nya. Karena itulah Islam memandang syirik sebagai muara dari berbagai kejahatan dan penyelewengan.
Sebagai seorang muslim, hendaknya kita dapat berhati-hati dalam melakukan tindak tanduk perbuatan, karena semuanya akan dimintai pertanggungjawaban di akhirat kelak. Jangan sampai kita ikut terjerumus kepada praktik kemaksiatan dikarenakan latah ingin mengikuti tren kekinian, yang justru membawa kita kepada perbuatan dosa besar yang tidak akan pernah diampuni oleh Allah. Nau’dzubillah min dzalik.
Ahsani Ashri Ar Ridti, S.Tr.Gz, Penulis dan Pemerhati Generasi.