NASIONAL

FNSI Minta Aparat Tindak Oknum Pembuat Narasi ‘Nabi Muhammad Kader PMII Sejati’

Jakarta (SI Online) – Forum Nasional Santri Indonesia (FNSI) meminta agar aparat kepolisian untuk “segera menindak oknum-oknum dan pelaku organisasi yang dinilai seenaknya membuat narasi yang kurang pantas”, apalagi sampai mengaitkan Nabi Muhammad dengan organisasi.

Tujuannya, untuk memberi efek jera sekaligus menjaga kondusivitas masyarakat.

“Masyarakat awam tidak tahu persoalan kajian atau tema yang dibuat mahasiswa. Mereka hanya tahu kalau Baginda Nabi saat ini ada yang berani mengaitkan dengan sebuah organisasi. Bila ini dibiarkan, bukan tidak mungkin justru akan membuat amarah masyarakat,” ungkap Ketua Umum FNSI Mochammad Thoha, Jumat (29/10/2021) seperti dilansir CNNIndonesia.com.

Sebelumnya, Ketua PMII Pamekasan Moh. Lutfi meminta maaf atas insiden itu dan berdalih bahwa pamflet yang beredar tersebut memiliki kesalahan penulisan alias typo.

Baca juga: Sebut Nabi Muhammad Kader PMII dalam Pamflet Kegiatan, Pengurus PMII Pamekasan Minta Maaf

“Salah ketik dan sudah ada klarifikasi, biar publik tidak heboh. Bahwa pamflet yang kadung tersebar atau mungkin sengaja disebar itu, salah ketik bukan karena disengaja,” kata Lutfi, dalam pernyataannya, Jumat (29/10).

Thoha pun mengecam dalih tersebut lantaran berdasarkan sejumlah bukti mengindikasikan sebaliknya. Misalnya, rekaman suara diduga salah satu pemateri kajian yang mengakui sengaja membuat tema kontroversial tersebut.

“Ini sudah bentuk pelecehan, sampel awalnya memang di pamflet, tapi setelah ditelusuri di grup media sosial, ternyata ada banyak percakapan yang mengisyaratkan baginda Nabi Muhammad sebagai bagian dari kader dan senior PMII,” kata dia, yang juga mejabat di Dewan Pengasuh Pesantren Nurul Muta’allimin Jember itu.

Anggota DPRD Pamekasan Ali Masykur juga meragukan kepantasan penyebutan Nabi Muhammad sebagai kader PMII.

“Pertanyaannya, lebih awal mana lahirnya PMII dengan baginda nabi? Kemudian alasan dan logika dari mana baginda nabi jadi kader PMII? lalu apakah mahasiswa tidak khawatir bila di kemudian hari ada kecaman dari sekelompok golongan?” cetus dia.

1 2Laman berikutnya

Artikel Terkait

Back to top button