Gandeng WMI dan PMI, Mowilex Indonesia Bantu Korban Gempa Sulteng
Jakarta (SI Online) – PT Mowilex Indonesia, produsen produk cat berkualitas tinggi di Indonesia yang berdiri sejak 1970, turut membantu korban gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah.
Bantuan Mowilex untuk Sulawesi Tengah yang dilakukan melalui Program Mowilex Peduli Kemanusiaan sudah berlangsung sejak 25 Oktober hingga 5 November 2018. Wilayah penyebaran bantuan meliputi wilayah Palu, Sigi dan Donggala. Di tiga wilayah ini Mowilex menyalurkan 15 ton beras dan 4000 paket alat bersih diri seperti sabun cuci, sabun mandi, pasta gigi, sikat gigi.
“Tujuan dilaksanakannya Program Mowilex Peduli kemanusiaan adalah bagian dari komitmen perusahaan untuk mewujudkan tanggungjawab perusahaan terhadap lingkungan sosialnya. Kami berharap bantuan yang diberikan dapat mendukung proses pemulihan pascagempa di wilayah ini,” ungkap Koordinator Tim Relawan Mowilex Peduli Kemanusiaan, Suratman, dalam keterangannya Sabtu (3/11/2018).
Penyaluran bantuan Program Mowilex Peduli Kemanusiaan untuk bencana di Palu, Sigi dan Donggala ini berkerjasama dengan beberapa mitra lembaga kemanusiaan di lapangan seperti Palang Merah Indonesia (PMI) dan Wahana Muda Indonesia (WMI).
Untuk PMI, Mowilex menyalurkan uang tunai senilai Rp45.445.000. Sedangkan dengan WMI, Mowilex berkerjasama dalam masalah pemetaan wilayah serta pendistribusian bantuan ke beberapa posko binaan WMI yang ada di seluruh wilayah Donggala, Sigi dan Palu. Rencananya Mowilex juga akan membangun rumah hunian sementara dan masjid berkerjasama dengan WMI serta menggandeng Lembaga Dakah Thariquna.
Diakui oleh Suratman, program Mowilex Peduli Kemanusiaan di provinsi Sulawesi Tenggara ini tidaklah selalu lancar karena masih adanya hambatan serta tantangan yang terjadi di lapangan. Namun sejauh ini hambatan tersebut masih bisa teratasi dengan baik.
“Ada hambatan dan tantangan yang harus kami alami di sini. Mulai dari proses pengambilan logistik bantuan di pelabuhan yang agak terhambat, karena sudah berlaku prosedur normal dengan berakhirnya masa tanggap darurat. Masalah keamanan. Kondisi jalan untuk menjangkau masyarakat terdampak. Kondisi alam dan cuaca ekstrim. Tempat penginapan relawan hingga tempat penampungan barang logistik bantuan,” papar Suratman.
“Tapi alhamdulillah sejauh ini semua hambatan serta tantangan yang ada di lapangan masih bisa teratasi dengan baik,” pungkas Suratman.
red: shodiq ramadhan