Genjatan Senjata Sementara, Ini Kesepakatan dan Janji Hamas
Gaza (SI Online) – Gerakan Perlawanan Islam Hamas mengumumkan bahwa pihaknya telah mencapai kesepakatan perjanjian “gencatan senjata sementara” dengan pendudukan untuk jangka waktu 4 hari, melalui upaya mediasi Qatar dan Mesir.
Hamas mengatakan dalam pernyataan pers pada Selasa pagi bahwa perjanjian tersebut menetapkan gencatan senjata oleh kedua belah pihak, penghentian semua tindakan militer oleh tentara pendudukan di seluruh wilayah Jalur Gaza dan penghentian pergerakan kendaraan militer yang menembus wilayah Jalur Gaza.
Hamas menegaskan bahwa perjanjian tersebut juga menetapkan pembebasan 50 perempuan dan anak-anak 19 tahun yang ditahan Hamas sebagai imbalan atas pembebasan 150 perempuan dan anak-anak rakyat Palestina dari penjara pendudukan di bawah usia 19 tahun, sesuai dengan tawanan paling lama ditahan.
Perjanjian tersebut juga mengatur masuknya ratusan truk bantuan kemanusiaan, pertolongan, medis dan bahan bakar ke seluruh wilayah Jalur Gaza, tanpa kecuali, di utara dan selatan.
Sebelumnya, Negara Qatar mengumumkan pada Rabu (22/11) bahwa kesepakatan gencatan senjata kemanusiaan antara Israel dan Hamas telah dicapai yang waktu dimulainya akan diumumkan dalam waktu 24 jam dan akan berlanjut selama empat hari serta dapat diperpanjang, setelah upaya mediasi bersama dengan Kairo dan Washington berhasil dicapai.
Sesuai kesepakatan in, pihak Zionis tunduk pada syarat perlawanan dengan menyetujui kesepakatan pertukaran sebagian tawanan, termasuk gencatan senjata sementara yang berlangsung selama 4 hari yang dapat diperpanjang. Langkah Israel ini melanggar pantangan mereka sendiri yang dinyatakan sejak dimulainya agresi.
Patut dicatat, pihak penjajah Israel telah berulang kali mengumumkan sejak awal Pertempuran Banjir Al-Aqsa bahwa mereka menolak untuk menyelesaikan kesepakatan pertukaran tawanan dengan Hamas dan bahwa mereka akan berupaya untuk memulangkan sandera mereka, yang jumlahnya diperkirakan sekitar 250 orang di Jalur Gaza.
Kelompok perlawanan Palestina mengumumkan kematian puluhan dari sandera Israel akibat serangan penjajah zionis sendiri. Namun Israel gagal mengembalikan sandera setelah selama 47 hari digelar agresi. Sementara tuntutan terus-menerus dari kelompok perlawanan adalah untuk menyelesaikan kesepakatan pertukaran, baik yang komprehensif maupun sebagian untuk memutihkan penjara pendudukan atau kesepakatan parsial.
Berikut teks lengkap pernyataan Hamas:
Berangkat dari tanggung jawab kami terhadap rakyat Palestina yang sabar dan berjaga, dan upaya tak kenal lelah kami untuk memperkuat ketabahan rakyat heroik kami di Jalur Gaza, untuk memberikan bantuan dan menyembuhkan luka-luka mereka dan untuk mengkonsolidasikan keinginan kemenangan perlawanan kami pada hari ketujuh bulan Oktober dalam menghadapi musuh Zionis.
Setelah perundingan yang sulit dan rumit selama berhari-hari, kami mengumumkan, dengan pertolongan Allah Yang Maha Kuasa, bahwa kami telah mencapai perjanjian kesepakatan gencatan senjata kemanusiaan (gencatan senjata sementara) untuk jangka waktu empat hari dari upaya gigih dan patut diapresiasi dari Qatar dan Mesir yang berisi:
- Gencatan senjata dari kedua belah pihak, penghentian semua aksi dan tindakan militer dari pendudukan di seluruh wilayah Jalur Gaza dan penghentian pergerakan kendaraan militer yang menembus Jalur Gaza.
- Memasukkan pasokan ratusan truk bantuan kemanusiaan, pertolongan, medis dan bahan bakar ke seluruh wilayah Jalur Gaza, tanpa kecuali, di utara dan selatan.
- Pembebasan perlawanan Palestina terhadap 50 perempuan dan anak-anak tawanan Israel di bawah usia 19 tahun sebagai imbalan atas pembebasan Israel terhadap 150 tawanan perempuan dan anak-anak Palestina dari penjara pendudukan di bawah usia 19 tahun, semuanya sesuai dengan senioritas (yang terlama ditahan).
- Menghentikan lalu lintas udara pesawat tempur di selatan Jalur Gaza selama empat hari.
- Menghentikan lalu lintas pesawat tempur udara Israel di Utara Jalur Gaza selama 6 jam sehari mulai pukul 10.00 hingga 16.00 setiap hari.
- Selama masa gencatan senjata, pihak pendudukan Israel berkomitmen untuk tidak menyerang atau menangkap siapa pun di seluruh wilayah Jalur Gaza.
- Menjamin kebebasan pergerakan orang (dari utara ke selatan) di sepanjang Jalan Salahuddin.
Syarat-syarat perjanjian ini dirumuskan sesuai dengan visi perlawanan dan prinsip-prinsipnya yang bertujuan melayani rakyat Palestina dan memperkuat ketabahan mereka menghadapi agresi dimana rakyat. Perlawanan Palestina selalu mempertimbangan pengorbanan rakyat, penderitaan, cita-cita mereka. Perundingan diinginkan berangkat dari sikap teguh dan kuat di lapangan, meskipun ada upaya pendudukan Israel untuk memperpanjang dan menunda perundingan.