DAERAH

Gerakan Nasional Anti LGBT Tolak Acara ‘Rising The Queen’ di Bekasi

Jakarta (SI Online) – Panglima Gerakan Nasional Anti LGBT (GERANATI LGBT) KH Muhyiddin Junaidi mengecam dan menolak keras “Rising The Queen” yang disinyalir melibatkan kaum LGBT (Lesbi, Gay, Biseksual dan Transgender) di Bekasi.

“Di akhir masa jabatan rezim zalim, umat Islam Indonesia sekali lagi dihebohkan oleh rencana ajang ratu LGBT dengan cover Rising the Queen. Event tersebut jika diizinkan oleh penguasa adalah tamparan keras, penghinaan dan super olok-olok kepada umat Islam dan rakyat Indonesia yang religius dan anti kemungkaran,” jelas Kiai Muhyiddin dalam keterangan tertulisnya, Selasa (24/9/2024).

Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) itu mengatakan bahwa sejak 2014 MUI sudah mengeluarkan fatwa nomor 57 tentang keharaman perilaku LGBT dan meminta agar Pemerintah dan DPR segera mengeluarkan payung hukum sebagai landasan untuk memberikan efek jera kepada semua pelaku LGBT di Indonesia.

“Tapi sangat disayangkan itu tidak pernah direspon bahkan dipetieskan. Kemungkinan besar ada tekanan dari pihak tertentu baik dari dalam dan luar negeri dengan berbagai alasan,” tuturnya.

Terkait rencana kegiatan “Rising The Queen” di Bekasi, Kiai Muhyiddin menegaskan bahwa umat Islam wajib menolak event LGBT dengan alasan apapun di Indonesia.

“Sementara itu pemerintah diminta agar serius menangani masalah dekadensi moral dan dampak negatif akibat prilaku LGBT. Begitu banyak fakta yang mulai ditemukan oleh para pakar kesehatan bahwa penyakit akibat prilaku LGBT sejauh ini sudah menular ke publik, termasuk yang terkini adalah monkey fox,” jelasnya.

Mantan Wakil Ketua Umum MUI itu mengatakan, upaya pencegahan dini terhadap kelompok menyimpang penting dilakukan.

“Biaya penyembuhannya pasti butuh dana besar dan pemerintah akan mengalami kesulitan jika sudah berubah menjadi wabah dimana penanggulangannya memerlukan anggaran negara yang tidak sedikit. Utang pemerintah yang relatif besar sangat membebani masyarakat,” katanya.

“Rakyat akan semakin menderita akibat pembiaran perilaku LGBT. Menolak event tersebut bagian dari tanggung jawab sosial penanggulangan penyakit berbahaya,” tandas Kiai Muhyiddin.

red: adhila

Artikel Terkait

Back to top button