NASIONAL

Hadapi Kritik dan Caci Maki, Anies: Pejabat Publik Kupingnya Tak Boleh Tipis

Jakarta (SI Online) – Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan hadir dalam diskusi peringatan HUT ke-13 tvOne. Selain Anies, hadir pula mantan Wapres RI HM Jusuf Kalla, Menkopolhukam Mahfud MD, Menteri BUMN Erick Thohir, dan Pemred tvOne Karni Ilyas.

Salah satu bagian dalam diskusi tersebut adalah mengenai pandangan Anies tentang kritikan bahkan caci maki dari masyarakat terhadap dirinya.

“Saya di pemerintahan, kalau berada di wilayah publik maka kupingnya nggak boleh tipis, kita dengarkan saja,” kata Anies, Senin malam 15 Februari 2021.

Menurut Anies, kritikan itu beragam. Jika kritik itu disampaikan dengan alasan ilmiah dan akademik, maka baik-baik saja. “Kalau secara kasar itu ekspresi kemampuan dia dalam mengungkapkan,” lanjutnya.

Meski demikian, kata Anies, bagi dirinya yang sedang bekerja, baik kritikan akademik maupun kasar semuanya adalah ungkapan pendapat rakyat.

“Baik yang mendukung, maupun tidak mendukung. Baik yang mencaci, yang kata-katanya kasar, makin kasar kata-katanya makin mempermalukan diri sendiri,” ujar mantan Mendikbud itu.

Anies mengatakan, menanggapi kritik hingga ujaran kasar harus dibalas dengan sikap yang tenang dan rileks. Apalagi dengan teknologi informasi yang terus berkembang, menurutnya membuat jejak digital.

Sehingga lanjutnya, jangan sampai mereka yang aktif tersebut lama-lama justru menghapus apa yang dilontarkan tersebut.

“Ini adalah catatan yang akan dibaca oleh anaknya dan cucunya di kemudian hari. Ketika hari ini saya menjawab jawaban saya akan direkam, ini beda dengan dulu ketika catatan itu tidak ada,” katanya.

“Hari ini apa yang kita katakan akan terekam hampir permanen. Siapapun yang berungkap, jangan sampai di kemudian hari men-delete yang ditulis. Ketika seseorang men-delete yang ditulis, maka sebenarnya ia sedang mengatakan saya malu pada diri saya sendiri,” ujarnya.

Anies menegaskan, kritik adalah proses demokrasi yang biasa. Bukan hal baru. Ia berpesan siapapun yang sedang berada di wilayah publik maka dia harus siap menjadi kotak pos kritik dari siapapun.

red: farah abdillah

Artikel Terkait

Back to top button