NASIONAL

Hadir di JIC, Bang Yos Singgung Soal TKA China Hingga Singapura yang Dulunya Dipimpin Melayu

Jakarta (SI Online) – Mantan Gubernur DKI Jakarta, H. Sutiyoso yang akrab dipanggil Bang Yos, menghadiri Silaturrahim Tokoh dan Ulama DKI Jakarta, di Jakarta Islamic Center (JIC), Kramat, Jakarta Utara, Rabu, 18 Mei 2022 lalu.

Bang Yos mengaku, sejak pensiun sebagai Gubernur pada 2007 lalu, baru kali ini dia berkesempatan datang kembali ke JIC yang digagas dan dibangunnya. “Tempat ini bagi saya adalah tempat yang mengesankan,” kata Bang Yos seperti dikutip dari channel YouTube JIC, Selasa (24/05/2022).

Dalam kesempatan itu, Bang Yos menceritakan awal mula gagasan dan pembangunan JIC yang berdiri di atas lahan hampir 11 hektare itu. Sebelum didirikan JIC, kata Bang Yos, kawasan Kramat Tunggak itu merupakan lokalisasi terbesar di Asia Tenggara. Karena itu ia mengaku perlu waktu satu tahun untuk menyelesaikannya. “Jadi tempat ini dari haram jadah menjadi sajadah,” kata dia.

Tak hanya soal sejarah JIC, Bang Yos juga menyinggung soal tema acara yakni terkait persatuan dan kesatuan umat. Mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) itu mengatakan, saat ini umat Islam seperti diceraiberaikan. “Kita muslim ini seperti dicerai-beraikan, seperti ada rancangan seperti itu,” kata Bang Yos.

Umat Islam, sebagai kelompok mayoritas di negeri ini disebut Bang Yos sebagai umat yang paling toleran. Namun dia juga berpesan agar ke depan sangan sampai tersisih. “Jangan samai suatu saat kita tersisih,” kata dia.

Gubernur yang menjabat di era lima presiden itu mengaku miris dengan banyaknya pekerja kasar asal China yang bekerja di Indonesia. Dia menegaskan tidak masalah jika investor itu menanamkan modal sembari membawa tenaga ahli.

Namun, jika yang dibawa malah pekerja tanpa skill yang berjumlah ribuan maka hal itu harus dicurigai. Sutiyoso merujuk kepada banyaknya pekerja asal China yang membanjiri lokasi pabrik smelter di berbagai lokasi di Indonesia.

“Jadi kita harus waspada sekali lagi karena kalau kita diem-diem itu saya jamin orang itu tidak akan pernah pulang ke negeranya. Kalau saya jadi presiden Tiongkok ngurus orang 1,4 miliar itu mau bagaimana, ngasih makannya, ngasih papannya, ngasih sandangnya, belum sekolahnya, belum rumah sakitnya tidak akan mampu. Maka yang paling mudah adalah ekspor orang,” kata Bang Yos.

Mantan Wadanjen Kopassus itu mengaku, selama perjalanan kariernya, sudah mengunjungi lebih 50 negara di dunia. Dari semua negara itu, tidak ada satu pun yang bebas dari etnis Tionghoa. Dia pun menyentil wilayah Singapura yang dulunya dihuni mayoritas etnis Melayu, kini mereka menjadi tersisih. Sehingga negeri jiran itu dikuasai keturunan China, baik pemerintahan maupun ekonomi.

“Yang paling deket Singapura saja. Perdana menteri pertama dulu orang Padang, orang Melayu. Sekarang gak ada lagi orang Melayu. Lihatlah orang Malaysia sudah hampir, sudah beberapa departemen dipimpin etnis ini kok kita gak kita gak sadar-sadar gitu lho kita ini. Bukan apa saya orang intelijen saya bisa membaca pegawai-pegawai di Kalimantan, Sulawesi yang sampai Papua gak akan dia pernah kembali ke sana pasti di sini,” kata Gubernur DKI periode 1997-2007 itu.

1 2Laman berikutnya

Artikel Terkait

Back to top button