INTERNASIONAL

Hamas Sebut Serangan Israel ke Gaza Hanya Demi Hindari Krisis Internal

Gaza (SI Online) – Kelompok pejuang Palestina, Hamas, menuding pemerintah Israel meningkatkan situasi di Jalur Gaza dalam upaya untuk menghindari krisis internal.

“Eskalasi (militer) di Gaza adalah upaya Israel untuk mengekspor krisis domestiknya … terutama setelah runtuhnya sistem keamanannya setelah pembobolan penjara dari penjara Gilboa,” ungkap Juru bicara Hamas, Fawzi Barhoum, seperti dilansir Middle East Monitor, Ahad, 12 September 2021.

Baca juga: Jet Tempur Israel Kembali Serang Gaza

Kamelut politik dalam negeri Israel memang telah berakhir dengan terpilihnya Naftali Bennett sebagai perdana menteri. Akan tetapi krisis baru disinyalir akan muncul yang penyebabnya, tak lain adalah orientasi politik Naftali Bennett itu sendiri.

Peristiwa menggegerkan minggu lalu, enam narapidana Palestina keluar dari penjara Gilboa dengan keamanan tinggi di Israel utara. Walaupun akhirnya empat dari enam orang telah ditangkap kembali.

Pejuang Gaza diduga menembakkan roket ke Israel pada hari Jumat ketika dua tahanan ditangkap dan sekali lagi pada hari Sabtu, setelah dua tahanan yang melarikan diri ditangkap. Militer Israel mengklaim pihaknya menyerang sasaran milik Hamas. Tidak ada laporan korban jiwa.

Pembobolan penjara telah dipuji sebagai “kemenangan besar” oleh Palestina, sementara Israel mengecamnya sebagai kegagalan keamanan dan intelijen utama.

Juru bicara Hamas mengatakan Israel tidak akan berhasil mengubah aturan keterlibatan dengan kelompok perlawanan Palestina di Gaza.

Baca juga: Heroik, Enam Pejuang Sukses Kabur dari Penjara Super Ketat Israel dengan Modal Sendok Berkarat

Sementara itu, Kelompok advokasi tahanan mengatakan bahwa tahanan politik Palestina dalam penahanan Israel berencana untuk memulai serangkaian tindakan termasuk mogok makan, sebagai bentuk protes terhadap tindakan represif rezim Israel yang sedang berlangsung.

Komisi Urusan Tahanan Otoritas Palestina dan Masyarakat Tahanan Palestina (PPS) pada hari Sabtu (11/9) mengatakan bahwa para tahanan akan memboikot Layanan Penjara Israel (IPS) dan peraturannya.

Mereka juga akan memulai mogok makan secara bertahap. Sementara itu banyak narapidana diharapkan untuk bergabung dalam mogok makan setiap hari, Kantor berita resmi Palestina WAFA melaporkan.

Red: Agusdin/Middle East Monitor

Artikel Terkait

Back to top button