AKIDAH

Hanya Allah yang Dapat Memberikan Ketenangan Hati

Banyak manusia yang kurang akal mencari berbagai solusi agar hati dan kehidupan menjadi tenang. Mencarinya pun dengan mengorbankan segala apa yang ada, dari harta hingga nyawa, namun tak akan mereka mampu dapat, yang ada hanyalah sia-sia belaka dan berakhir dengan celaka.

Padahal Alquran sudah mengingatkan kita bahwa satu satunya pemberi ketenangan hati dan kehidupan adalah Allah Ta’ala, penguasa alam semesta dan hati hati makhlukNya.

Allah Ta’ala, berfirman:

هُوَ الَّذِىٓ أَنْزَلَ السَّكِينَةَ فِى قُلُوبِ الْمُؤْمِنِينَ لِيَزْدَادُوٓا إِيمٰنًا مَّعَ إِيمٰنِهِمْ  ۗ وَلِلَّهِ جُنُودُ السَّمٰوٰتِ وَالْأَرْضِ  ۚ وَكَانَ اللَّهُ عَلِيمًا حَكِيمًا

“Dialah yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang mukmin untuk menambah keimanan atas keimanan mereka (yang telah ada). Dan milik Allah-lah bala tentara langit dan bumi, dan Allah Maha Mengetahui, Maha Bijaksana,” (QS. Al-Fath 48: Ayat 4)

Yang dimaksud dengan sakinah ialah ketenangan. Menurut Ibnu Abbas radhiallahu anhu, yang dimaksud adalah rahmat. Menurut Qatadah, makna yang dimaksud ialah ketenangan dalam hati orang-orang mukmin, yakni para sahabat di hari Hudaibiyah; mereka adalah orang-orang yang memenuhi seruan Allah dan rasul-Nya serta tunduk patuh kepada hukum Allah dan rasul-Nya. Setelah hati mereka tenang dan tenteram, maka Allah menambahkan kepada mereka keimanan selain dari keimanan yang telah ada pada diri mereka. Ayat ini dijadikan dalil oleh Imam Bukhari dan para imam lainnya yang menunjukkan bahwa iman itu ada tingkatan-tingkatannya. (Tafsir Ibnu Katsir)

Di ayat yang lain Allah Ta’ala berfirman,

الَّذِينَ ءَامَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ  ۗ أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ

“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.” (QS. Ar-Ra’d 13: Ayat 28)

Maksudnya, hati mereka senang dan tenang berada di sisi Allah, merasa tenteram dengan mengingat-Nya, dan rela kepada-Nya sebagai Pelindung dan Penolong(nya). Karena itulah dalam firman selanjutnya disebutkan:

أَلا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ

Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram. (Ar-Ra’d: 28)

Ayat di atas bermakna bahwa Allah berhak untuk diingati. Artinya, bahwa segala apapun kondisi dan keadaan manusia baik senang maupun susah mewajibkan untuk ingat dan yang diingat hanyalah Allah Ta’ala.

Wallahu a’lam

Abu Miqdam
Komunitas Akhlaq Mulia

Artikel Terkait

Back to top button