Hari Anti Islamofobia, Wakil Wantim MUI: Pejuang Palestina Menang Hadapi Pelaku Genosida

Jakarta (SI Online) – Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Muhyiddin Junaidi mengatakan bahwa adanya hari anti Islamofobia internasional harus disyukuri oleh umat Islam di seluruh dunia.
Hari internasional untuk melawan Islamofobia setiap tanggal 15 Maret harus disyukuri dan diperingati oleh umat Islam dunia dengan membuat berbagai event yang mengungkapkan tentang tindak kekerasan fisik dan verbal terhadap umat Islam di era global saat ini.
“Sejarah mencatat bahwa umat Islam adalah umat yang paling dizalimi, dipersekusi, diperkosa haknya, diusir dari tempat kelahirannya dan dijajah oleh bangsa yang biadab,” ujar Kiai Muhyiddin dalam keterangan persnya, Kamis (13/3/2025).
Ia mencontohkan bagaimana tindakan Islamofobia masih terjadi saat ini dalam perang genosida (pembersihan etnis) oleh Israel terhadap warga Palestina.
“Genosida IsraHell yang telah membunuh puluhan ribu rakyat Palestina dan menghancurkan sebagian besar infrastruktur di jalur Gaza bukti nyata bentuk kebiadaban Zionis yang dibantu oleh negara superpower Amerika dan sekutunya,” jelas Kiai Muhyiddin.
“Dibalik genosida tersebut ternyata ada hikmah besar bagi perjuangan bangsa Palestina untuk meraih kemerdekaan mutlak dari penjajah IsraHell. Simpati dan dukungan masyarakat dunia semakin luas, berani dan massif di tengah membisunya sikap negara negara Arab yang cenderung ambigu dan kehilangan rasa kemanusiaan, solidaritas dan empati terhadap penderitaan sesama etnis Arab,” tambahnya.
Ketua Pembina Jaringan Alumni Timur Tengah (JATTI) itu mengatakan, genosida itu juga harus dimaknai sebagai bukti tak terbantahkan tentang pengecut Israel dan prilaku arogan, keras kepala dan rasis terhadap bangsa lain di dunia.
“Dengan peralatan militer modern tercanggih dan tentara terlatih, IsraHell ternyata kalah melawan dan memerangi para pejuang Palestina dari Hamas. Dengan bekal semangat jihad tinggi, mental petarung sejati dan siap jadi martir, para mujahidin telah membangunkan dunia khususnya bangsa Arab dan dunia Islam bahwa IsraHell bisa dikalahkan,” ungkap Kiai Muhyiddin.
Menurutnya, para pejuang Palestina sesungguhnya adalah replika mujahidin di era Rasulullah dan masa kejayaan umat Islam. Dunia secara tak langsung mengakui bahwa pejuang Hamas adalah tentara terbaik dunia yang menampilkan teknik peperangan jitu dan sikap heroik tanpa tanding.
“Kita harus belajar dari mereka yang bisa bertahan dan terus berjuang dengan mental baja di tengah keterbatasan peralatan dan logistik perang. Sikap tersebut ternyata telah mengundang simpati global dan menyadarkan begitu banyak manusia yang masuk Islam,” tuturnya.
Oleh karena itu, kata Kiai Muhyiddin, kini saatnya umat Islam bersatu padu melakukan rekonstruksi Gaza sebagai wujud solidaritas sejati terhadap rakyat Palestina.
Menurutnya, ada pelajaran penting yang harus diambil dari kemenangan Hamas tersebut bagi umat Islam;
“Pertama, dunia Islam harus merubah sikap dan berani melawan kezaliman. Kedua, tetap menjaga kesatuan dan persatuan demi membela umat Islam yang tertindas dimanapun juga. Ketiga, menterjemahkan solidaritas dari slogan ke aksi nyata,” kata Kiai Muhyiddin.
Lalu yang keempat, membentuk koalisi militer permanen yang terdiri dari para tentara terlatih negara Islam untuk menjaga perdamaian di dunia Islam khususnya dan dunia international. Kelima, dunia Islam dengan jumlah penduduk terbesar kedua di dunia berhak mendapatkan hak veto permanen di Dewan Keamanan PBB.
“Keenam, mengoptimalkan sumber daya alam dan manusia sebagai sarana untuk meningkatkan bargaining position di tingkat global. Dan yang terakhir, ketujuh, kerja sama di bidang militer diintensifkan guna menjaga umat Islam dari genosida dan persekusi,” tandasnya.
red: adhila