NUIM HIDAYAT

Hati-Hati terhadap Kaum Munafik

أَرْبَعٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ كَانَ مُنَافِقًا خَالِصًا ، وَمَنْ كَانَتْ فِيهِ خَصْلَةٌ مِنْهُنَّ كَانَتْ فِيهِ خَصْلَةٌ مِنَ النِّفَاقِ حَتَّى يَدَعَهَا إِذَا اؤْتُمِنَ خَانَ وَإِذَا حَدَّثَ كَذَبَ وَإِذَا عَاهَدَ غَدَرَ ، وَإِذَا خَاصَمَ فَجَرَ

“Ada empat tanda, jika seseorang memiliki empat tanda ini, maka ia disebut munafik tulen. Jika ia memiliki salah satu tandanya, maka dalam dirinya ada tanda kemunafikan sampai ia meninggalkan perilaku tersebut, yaitu: jika diberi amanat, khianat; jika berbicara, dusta; jika membuat perjanjian, tidak dipenuhi; jika berselisih, dia akan berbuat zalim.” (HR. Muslim)

“Tunaikanlah amanat itu kepada orang yang telah mempercayaimu dan janganlah kamu berkhianat kepada orang yang mengkhianatimu.” (HR Ashabus Sunan)

“Dalam timbangan amal perbuatan tidak ada sesuatu yang lebih berat daripada akhlak baik.” (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi).

“Yang paling aku takuti atas kamu sesudah aku tiada ialah orang munafik yang pandai bersilat lidah.” (HR Ahmad dan Athabrani).

“Itulah salat orang munafik. Itulah salat orang munafik. Itulah salat orang munafik. (Yaitu) ia menunggu matahari sampai hampir terbenam kemudian ia berdiri (untuk salat Asar), lalu mempercepat (tanpa ada rasa khusyuk sedikit pun) empat rakaat, tanpa mengingat Allah di dalamnya kecuali sedikit sekali.” (HR Muslim).

“Tidak ada seorang Nabi pun yang diutus Allah kepada suatu umat sebelumku melainkan dari umatnya itu terdapat orang-orang yang menjadi pengikut setia (hawariyyun) dan sahabatnya yang mereka mengambil sunahnya dan menaati perintahnya. Kemudian datang setelah mereka orang-orang yang mengatakan apa yang mereka tidak lakukan dan melakukan apa yang tidak diperintahkan. Barangsiapa yang memerangi mereka dengan tangannya, maka ia seorang mukmin. Barangsiapa yang memerangi mereka dengan lisannya maka ia seorang mukmin. Dan barangsiapa yang memerangi mereka dengan hatinya, ia juga seorang mukmin. Selain itu, maka tidak ada keimanan sebesar biji sawipun”. (HR. Muslim).

Bila Al-Qur’an dan Hadits di atas, jelas sikap munafik sangat dilarang dalam Islam. Islam menyuruh amar makruf nahi mungkar, munafik menyuruh mungkar dan mencegah makruf. Islam menyeru jujur, munafik menyeru berbohong. Islam menyuruh menepati janji, munafik sering mengingkari janji. Islam menyuruh jalankan amanat, munafik sering berkhianat. Selain itu kaum munafik juga malas melakukan shalat, pandai bersilat lidah dan lain-lain.

Termasuk kaum munafik juga mereka yang mengaku Muslim tapi tidak pernah ada keinginan menjayakan Islam. Mereka senang bercampur dengan kaum kafir, dan membela kepentingan kaum kafir.

Tokoh munafik yang terkenal di masa Rasulullah Saw adalah Abdullah bin Ubay bin Salul. Di hadapan Rasulullah, Ibn Salul adalah seorang Muslim namun di belakang Rasulullah, Ibn Salul menaruh kebencian dan kedengkian terhadap beliau.

Sikap kaum Munafik dipimpin Ibnu Salul ini terungkap sebelum terlaksananya perang Uhud. Di mana pada saat Pasukan kaum Muslimin telah sampai di Asy-Syawath, Ibnu Salul menarik diri bersama tiga ratus orang munafik lainnya, dengan alasan tidak mungkin perang melawan orang-orang musyrik dan menolak keputusan Rasulullah untuk perang di luar kota Madinah.

Kaum munafik tidak berani perang melawan kaum kafir, meski kaum itu telah terang-terangan memerangi Islam. Jiwanya pengecut dan iman telah hilang dari dada mereka. Makanya Rasulullah Saw mengatakan,

إنَّ أخوفَ ما أخافُ على أمَّتي كلَّ منافقٍ عليمُ اللسانِ

“Sesungguhnya sesuatu yang paling aku takuti yang menimpa umatku, adalah setiap munafik yang pandai bicara [bersilat lidah].” (HR. Ahmad)

Laman sebelumnya 1 2 3 4 5Laman berikutnya

Artikel Terkait

Back to top button