SAKINAH

Hati-Hati Umbar Kemesraan di Medsos!

Dalam keseharian, tak jarang kita temui banyak sekali kejadian dimana pasangan suami istri memamerkan kemesraan mereka di media sosial.

Pamer kemesraan ini bervariasi bentuknya, entah itu dengan berpengangan tangan, berpelukan, bertawa riang, berciuman. Atau bahkan pelakunya bukan hanya pasangan suami istri loh, tetapi banyak diantaranya merupakan anak-anak remaja yang berpacaran, alias hubungan terlarang!

Apalagi bagi mereka yang baru saja menjalin hubungan atau menikah, foto-foto mesra bertebaran dimana-mana.

Tetapi, kamu pernah enggak sih berpikir, emang buat apa manfaatnya? Apakah positif? Atau malah negatif dan tidak bermanfaat?

Bagi pasangan yang belum menikah, biasanya nih, banyak yang melakukannya agar mereka mendapat pengakuan. Sengaja menunjukkan kemesraan bersama pasangannya di sosial media agar orang lain tahu tentang hubungannya itu, atau bisa dibilang sih ini masalah pengin eksis atau meningkatkan harga diri saja.

Tetapi, ingat kita tidak bisa menyepelekan ‘saja’! Karena pada faktanya, pamer kemesraan juga dapat mengundang hal-hal yang tidak baik. Apalagi, hukum berpacaran adalah haram. Karena sama saja mendekati aktifitas zina dan merupakan jalan yang buruk.

“dan janganlah kamu mendekati zina; Sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. dan suatu jalan yang buruk.” (QS. Al-Isra’:32).

Dalam Islam, memamerkan kemesraan adalah sesuatu yang dilarang atau haram. Walaupun memang ini termasuk ke dalam kategori mengekspresikan diri, namun kita sebagai seorang muslim harus yakin bahwa segala syariat itu baik, dan segala sesuatu yang melanggar syariat, pasti ada kemudharatan di dalamnya.

Nah, sedangkan bagi pasangan yang sudah menikah, ternyata mengumbar kemesraan ini juga perlu diperhatikan, meski sudah menjadi pasangan yang halal.

Mengumbar kemesraan antara suami istri adalah suatu hal yang biasa, sering kita melihat foto mesra suami istri yang baru saja menikah, sedang liburan, dan lain sebagainya. Namun hukum mengumbar kemesraan suami istri ini adalah haram dan harus dijauhi.

Kemesraan antara suami istri merupakan hal yang tidak selayaknya dipertontonkan atau diperlihatkan, dengan menjauhinya ini dapat menjadi bukti konsekuensi iman, bahwa artinya kita sebagai manusia dan hamba Allah telah memelihara rasa malu dengan menjaga wibawa dan martabat kita.

“Iman itu ada tujuh puluh sekian cabang. Dan malu salah satu cabang dari iman.” (HR. Ahmad).

Tidak hanya itu, pamer kemesraan juga dapat menimbulkan rasa syahwat bagi orang yang melihatnya. Hal ini bisa saja dimanfaatkan oleh orang-orang jahat untuk melakukan hal buruk dan sama saja kita mendorong orang lain untuk melakukan kemaksiatan, yang artinya bisa jadi jatuhnya jadi dosa jariyah! Naudzubillah…

Barangsiapa yang mengajak kepada sebuah kesesatan maka dia mendapatkan dosa seperti dosa setiap orang yang mengikutinya, tanpa mengurangi dosa mereka sedikitpun.” (HR. Ahmad 9160, Muslim 6980, dan yang lainnya).

Hati-hati, pamer kemesraan juga mampu mengundang rasa iri dan kebencian dari orang lain, bentuknya bisa dari tindakan atau hal-hal yang tidak kita ketahui. Ingat ya, tidak semua hal baik dapat ditunjukkan kepada orang lain.

Selain itu, kita juga harus paham tujuan dari menikah itu sendiri. Bahwa menikah adalah bentuk ibadah, menikah adalah tidak hanya sekadar menyatukan dua insan, tetapi juga menyatukan dua keluarga yang saling membagi perasaan dan pikiran. Menikah bukanlah untuk diperlombakan, bukan untuk dipamer-pamerkan, tetapi merupakan ajang dalam rangka taat kepada Allah dan bersegera melaksanakan syariat-Nya.

Jadi, kesimpulannya adalah lebih baik dihindari ya! Mungkin menunjukkan kemesraan suami istri merupakan hal yang biasa, tetapi kalau enggak dibatasi bisa menjadi sumber dosa, sehingga mencegah itu lebih baik.

Aqila Ghania Syaakirah
Jenjang Pendidikan sekolah SDIT Al-Yasmin 1 Sindang Barang, melanjutkan ke SMPIT Insantama Bogor. Lahir di Kota Balikpapan, Kalimantan Timur pada 09 November 2007. Anak dari pasangan Reza Aldi dan Anita Octavia Mayasari sebagai anak ke-2 dari tiga bersaudara. Bercita-cita menjadi seorang penulis inspiratif dan aktivis dakwah.

Artikel Terkait

Back to top button