Hebatnya Hizbut Tahrir dan Ikhwanul Muslimin

Dua organisasi ini bisa dikatakan organisasi Islam paling hebat sedunia. Kenapa? Mereka mempunyai pemikiran yang hampir sama. Bahwa Islam adalah sebuah peradaban. Islam mencakup semua aspek kehidupan manusia, baik masalah sosial, politik, ekonomi, budaya, pendidikan, militer dan lain-lain.
Keduanya adalah gerakan internasional. Lebih dari 100 negara gerakan Islam ini bergerak. Mereka mempunyai koordinasi yang rapi, dari ketua sampai anggota-anggotanya. Keanggotaan wilayah pun mereka koordinasi dengan rapi. Pengajian diadakan tiap minggu dan tiap anggota wajib mengikutinya. Dengan adanya pengajian yang rutin ini, hubungan antar anggota menjadi akrab,
Menariknya dua gerakan ini mengharamkan kekerasan. Mereka memperjuangkan Islam dengan cara damai. Biasanya mereka yang ingin bergerak dengan kekerasan, keluar dari dua gerakan ini. Meski tidak semua yang keluar dari dua gerakan ini, memilih jalan kekerasan. Mereka yang keluar, bisa dengan alasan berbeda pendapat dalam strategi dengan pucuk pimpinan misalnya. Tapi meski mereka berjuang tanpa kekerasan, aparat negara yang tidak suka dengan kelompok ini menamakan dua gerakan ini sebagai gerakan intoleran.
Kader-kader dalam dua gerakan ini dibina secara berjenjang. Kurikulum pembinaan dibuat sistematis dan ada pedomannya (buku/kitabnya). Di Hizbut Tahrir misalnya, kader harus mengusai belasan kitab yang ditulis pendirinya (Taqiyuddin an Nabhani). Di Ikhwanul Muslimin juga ada kurikulum yang sistematis.
Bila di Hizbut Tahrir semua buku yang ditulis Taqiyuddin jadi kurikulum pembinaan, di Ikhwanul Muslimin yang jadi kurikulum pembinaan bukan hanya buku yang ditulis Hasan al Bana, tapi juga tokoh-tokoh Ikhwan lainnya. Karena Hasan al Bana yang usianya hanya 43 tahun (1906-1949) tidak sempat menuliskan pemikiran tentang gerakan lebih utuh.
Kader-kader HT biasanya lebih kuat dalam perdebatan politik. Karena kitab-kitab yang ditulis Taqiyuddin memang banyak yang berisi tentang politik Islam. Selain itu banyak juga kitabnya yang menjawab perang pemikiran yang dilakukan kaum kafir (ghazwul fikri). Kader-kader Ikhwan kelihatan lebih menonjol dalam penguasaan Al-Qur’annya. Mereka menjadikan Al-Qur’an sebagai pedoman hidup dan pedoman dalam berbagai gerakan yang dilakukannya.
HT adalah gerakan revolusioner damai. Pemikiran HT adalah pemikiran yang revolusioner. Demokrasi yang lahir dari rahim Barat, haram bagi mereka. Sehingga di berbagai negara mereka menyerukan sistem khilafah untuk menggantikan sistem demokrasi.
Ikhwan lebih lentur. Ikhwan membolehkan demokrasi, tapi dengan syarat demokrasi itu akan diisi dengan nilai-nilai Islam. Maka di berbagai negara Ikhwan membolehkan anggota-anggotanya untuk aktif di parlemen atau pemerintahan. Khilafah menurut Ikhwan, adalah gabungan atau persatuan negeri-negeri Islam.
Ijtihad yang berbeda dari dua gerakan ini sulit dipersatukan. Mereka mempunyai dalil dan rujukan masing-masing.
Tapi menurut saya, menghadapi gerakan sekulerisme yang menguat di dunia ini, seharusnya dua gerakan itu bisa bersatu. Karena dua gerakan ini mempunyai tujuan dan akar yang sama.
Baca juga: Seandainya Hizbut Tahrir dan Ikhwanul Muslimin Bersatu
Dua gerakan ini mengalami nasib yang tragis di dunia saat ini. Di berbagai negara Timur Tengah kedua gerakan ini dilarang. Bahkan banyak anggota atau pengurusnya yang dipenjara. Di Mesir misalnya gerakan Ikhwan dilarang dan ditindas. Presiden Mursi yang berasal dari Ikhwan, dikudeta Jenderal as Sisi dan dibiarkan meninggal (syahid) dalam penjara. Ratusan tokoh-tokoh Ikhwan di Mesir dipenjara sampai saat ini. Bukan hanya gerakan ini dilarang dalam masyarakat dan dalam kehidupan politik, buku-buku yang ditulis tokoh-tokoh Ikhwan pun dilarang. Meski buku-bukunya dilarang, tapi dari tangan ke tangan buku-buku Ikhwan itu tetap beredar.
Jadi bila di Mesir jangan mencari buku karya Hasan al Bana, Yusuf Al-Qaradhawi, Sayid Qutb dan lain-lain. Buku itu hanya bisa didapatkan dari penjual buku ‘secara diam-diam’.