Hidup akan Semrawut Jika Al-Qur’an dan Sunnah Tak Diterapkan
Bogor (SI Online) – Jelang akhir hayatnya, Nabi Muhammad Saw berwasiat kepada umat Islam untuk berpegang teguh kepada dua perkara agar bisa selamat dunia akhirat.
“Aku tinggalkan dua pusaka yang jika kalian berpegang kepada keduanya maka tidak akan tersesat selamanya, dua pusaka itu adalah Al Qur’an dan Sunnah,” demikian pesan Rasulullah Saw.
Merujuk pesan Nabi tersebut, KH Didin Hafidhuddin mengingatkan agar umat Islam hidup sesuai aturan Allah dan Rasul-Nya. “Jika kita jauh dari keduanya, maka akan mudah diintervensi oleh pemikiran-pemikiran yang menyesatkan, pemikiran yang tidak sesuai visi misi hidup di dunia ini, sehingga akhirnya bukannya mendapatkan kedamaian dan keberkahan tetapi kegelisahan, ketidakpahaman dan kesemrawutan dalam hidup,” jelas Kiai Didin dikutip Suara Islam Online, Rabu (27/5) melalui sebuah video kajian online pasca Idul Fitri.
Kiai Didin menambahkan penjelasan tersebut dari Al-Qur’an surat Taha ayat 124 yang artinya: “Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta”.
“Jadi barangsiapa berpaling dari ketentuan Allah (yaitu Al Qur’an) karena merasa lebih pintar atau lebih berkuasa, maka bagi orang itu akan terjadi kehidupan yang sempit yang semrawut, banyak masalah yang tidak terselesaikan,” jelas Kiai Didin.
Oleh karena itu, Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) itu mengajak umat Islam agar terus membangun peradaban untuk Izzul Islam wal Muslimin (kemuliaan Islam dan kaum Muslimin).
“Di saat terjadinya pandemi sekarang ini kita harus tetap membangun, banyak intropeksi dan terus mendekat kepada Allah dan membangun persaudaraan sesama manusia dengan saling tolong menolong. Dan kita juga harus bertahan dengan ajaran Islam di saat banyaknya pemikiran yang menyimpang,” ujarnya.
“Dan siapapun harus terlibat dalam dakwah dan amar makruf nahi munkar dalam berbagai aspek kehidupan termasuk urusan politik, politik dakwah yang berakhlak untuk kebaikan, bukan politik yang menjual harga diri untuk kekuasaan,” tambahnya.
Selain itu, Kiai Didin juga mengingatkan umat Islam untuk terus menjaga persatuan. Walaupun beda profesi atau beda kelompok itu harus saling mendukung dan jangan saling menjatuhkan. “Mari kita terus menghidupkan suasana dan semangat ibadah Ramadhan di bulan-bulan lainnya,” tandasnya.
red: adhila