Hidup Bersemi Kembali di Kampung Akuarium
Dalam pergub yang ditandatangani Gubernur Anies Baswedan itu, Kampung Akuarium masuk dalam target penataan bersama 20 kampung lainnya. Program itu mulai direalisasikan dan Anies mencanangkan sekaligus melakukan peletakan batu pertama beberapa hari lalu.
Pada program dan proyek ini, kampung-kampung ditata dan dibangun rumah-rumah dengan sebutan kampung susun. Kampung Susun Akuarium menjadi percontohan dan pelopor kampung urban/perkotaan, khususnya bagi pihak terkait penataan 21 kampung lainnya di Jakarta.
“Insyaallah apa yang dikerjakan di tempat ini akan diteruskan di tempat-tempat lain yang sudah masuk dalam rencana kita (penataan 21 kampung). Karena itu apa yang dikerjakan di tempat ini akan menjadi tonggak baru penataan kampung di seluruh Indonesia,” kata Anies.
Dengan peletakan batu pertama ini maka babak baru Kampung Akuarium telah dimulai. Program ini adalah salah satu upaya Pemprov DKI Jakarta untuk meningkatkan kualitas permukiman warganya melalui penataan kampung.
Bagi Anies, kehadiran Kampung Susun Akuarium ini merupakan wujud keadilan bagi seluruh warga Jakarta. “PR (pekerjaan rumah) kita di tempat ini, kita ingin menghadirkan keadilan,” katanya.
Dia ingin seluruh warga memiliki hunian layak sehingga mereka dapat bertumbuh kembang menjadi warga kota yang tetap mempertahankan karakter kampung. Apalagi Jakarta memiliki tradisi panjang tentang perkampungan.
Karena itu dia mendukung sekali istilah yang dibangun di sini bukan rumah susun, tapi Kampung Susun Akuarium. Penataan Kampung Akuarium ini adalah pada proses perencanaan yang memakan waktu lumayan panjang.
Itu karena melibatkan berbagai pihak dan menyerap beragam aspirasi dari warga. Atas upaya itu diharapkan akan memenuhi ekspektasi warga Kampung Akuarium saat mereka sudah tinggal di dalamnya.
Selain bersama masyarakat, Pemprov DKI juga mendapatkan dukungan atas rencana penataan Kampung Susun, organisasi masyarakat, Jaringan Rakyat Miskin Kota (JRMK), Urban Poor Consortium (UP) dan Rujak Center for Urban Studies yang menjadi fasilitator warga Kampung Akuarium.
Dunia internasional seperti UN Special Rapporteur juga melakukan penelitian serta menyumbangkan idenya untuk pembangunan Kampung Akuarium.
Anies pun berterima kasih kepada warga Kampung Akuarium yang telah sabar dan tabah menanti rumahnya yang telah digusur dan dibangun kembali. Iapun berjanji agar pembangunan kampung tersebut tidak akan lama.
“Harapannya nanti warga bisa kembali tinggal di tempat yang permanen, berkehidupan sebagai warga Jakarta kayak warga-warga yang lain,” katanya.
Setelah melalui proses yang terasa panjang, sore hari itu menjadi bersejarah karena babak baru Kampung Akuarium telah dimulai.
“Dan Allah punya takdir bahwa hari kemerdekaan ini, insyaallah dirayakan sebagai kemerdekaan warga Kampung Akuarium,” kata Anies.
Lima Blok
Menurut Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (DPRKP) DKI Jakarta, Sarjoko, Kampung Susun Akuarium akan dibangun di atas lahan sekitar 10.000 meter persegi (m2). Kampung ini akan terdiri dari lima blok dan diisi oleh 241 hunian dengan tipe 36.
Dia mengakui Kampung Akuarium merupakan kawasan yang berada di zona merah. Namun berada di sublokasi P3 atau zona pemerintahan berdasarkan Perda Nomor 1 Tahun 2014 tentang Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi (RDTRPZ).
Pembangunan Kampung Akuarium dilakukan oleh pemerintah daerah dan fisiknya dimulai pada September 2020. Perencanaan desain Kampung Susun Akuarium ini telah melibatkan partisipasi warga Kampung Akuarium dan telah melalui sidang tim ahli cagar budaya dan sidang pemugaran serta tim ahli bangunan gedung.
Setelah peletakan batu pertama pada Agustus ini, dimulai pembangunan pada September 2020. Kemudian direncanakan selesai pada Desember 2021 atau kemungkinan lebih cepat.