FINANSIAL

Hijrah Keuangan Tahun Baru 1444 dan 2023

Mulai hijrah dari hal kecil dan mudah

Kita bisa memulai dari hal yang paling dekat dengan kita, seperti mulai melihat isi dompet kita kartu-kartu perbankan mana saja yang kita pakai, kurangi sedikit demi sedikit transaksi dengan produk keuangan non syariah. Bisa juga dengan mengajak keluarga mulai memperhatikan label halal produk-produk yang dikonsumsi.

Hal ini sesuai dengan perintah di QS Al-Maidah (5): 8: “Dan makanlah dari apa yang telah diberikan Allah kepadamu sebagai rezeki yang halal dan baik, dan bertakwalah kepada Allah yang kamu beriman kepada-Nya.”

Diagnosis kondisi keuangan pribadi

Hijrah finansial tidak bisa dicapai jika kita tidak mengetahui kondisi keuangan kita sendiri pada saat ini, untuk itu diperlukan membuat diagnosa (cek kesehatan keuangan) untuk melihat kondisi keuangan seperti apa saja aset yang dimiliki, kewajiban yang harus ditunaikan, alokasi dana sosial dan jangan lupa cek apakah dalam harta yang kita punya terdapat pendapatan non halal baik dari gaji, bisnis, harta waris, hadiah, atau investasi. Jika ada, maka harus dikeluarkan semuanya (cleansing).

Dalam Hadis Arbain, disebutkan tentang halal dan haram: “Bagaimana pendapatmu, apabila aku mengerjakan shalat-shalat fardhu, puasa di bulan Ramadhan, menghalalkan yang halal, mengharamkan yang haram, dan aku tidak menambahnya sedikit pun dari itu, apakah aku akan masuk surga?” Rasulullah Saw menjawab, “Ya.” (HR. Muslim).

Anggaran

Mulailah dengan menghitung jumlah pendapatan yang akan diterima. Syarat utama dalam menghitung pendapatan adalah harus konservatif. Kemudian susun anggaran belanja secara komprehensif dan susun sesuai dengan prioritas dan pastikan anggaran belanja harus menampung unsur-unsur penting dalam hidup kita yang mungkin sangat spesifik, tetapi sangat penting bagi kita dan keluarga.

Keluarga Muslim harus berusaha sebaik mungkin karena tidak tahu apa yang akan terjadi hari esok: “Sesungguhnya hanya di sisi Allah ilmu tentang hari Kiamat; dan Dia yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tidak ada seorang pun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan dikerjakannya besok. Dan tidak ada seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Maha Mengenal” (QS Luqman (31): 34).

Zakat, infaq, sedekah, wakaf diprioritaskan agar senantiasa mendapatkan imbalan yang berlimpah.

Seperti yang dicantumkan di QS Al-Baqarah (2): 261: “Perumpamaan orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah seperti sebutir biji yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkai ada seratus biji. Allah melipatgandakan bagi siapa yang Dia kehendaki, Dan Allah Mahaluas, Maha Mengetahui.”

Laman sebelumnya 1 2 3Laman berikutnya

Artikel Terkait

Back to top button