Hikmah dan Pesan Spiritual dari Surah Al-Kahfi (Bagian 2)
Nabi Musa adalah nabi Allah. Beliau hampir tidak mengetahui tentang Hamba Saleh dan ilmu yang dimilikinya hingga ia mengumpulkan segala kemampuannya untuk menemuinya, bagaimanapun jalannya. Allah SWT berfirman:
وَاِذْ قَالَ مُوْسٰى لِفَتٰىهُ لَآ اَبْرَحُ حَتّٰٓى اَبْلُغَ مَجْمَعَ الْبَحْرَيْنِ اَوْ اَمْضِيَ حُقُبًا
(Ingatlah) ketika Musa berkata kepada pembantunya,“Aku tidak akan berhenti (berjalan) sebelum sampai ke pertemuan dua laut atau aku akan berjalan (terus sampai) bertahun-tahun.” (QS. Al-Kahf [18]:60)
Setelah Nabi Musa bertemu dengan Hamba Saleh itu, ia meminta izin supaya dijadikan pengikutnya dan mengajarinya. Allah SWT berfirman:
قَالَ لَهٗ مُوْسٰى هَلْ اَتَّبِعُكَ عَلٰٓى اَنْ تُعَلِّمَنِ مِمَّا عُلِّمْتَ رُشْدًا
Musa berkata kepadanya, “Bolehkah aku mengikutimu agar engkau mengajarkan kepadaku (ilmu yang benar) dari apa yang telah diajarkan kepadamu (untuk menjadi) petunjuk?” (QS. Al-Kahf [18]:66)
Kemudian, Hamba Saleh itu meminta Nabi Musa agar menerima apa yang akan dilihatnya dan melarangnya berdebat pasal hal itu. Nabi Musa menerima perintah itu dengan penuh kerendahan. Allah SWT berfirman:
قَالَ سَتَجِدُنِيْٓ اِنْ شَاۤءَ اللّٰهُ صَابِرًا وَّلَآ اَعْصِيْ لَكَ اَمْرًا
Dia (Musa) berkata, “Insyaallah engkau akan mendapatiku sebagai orang yang sabar dan aku tidak akan menentangmu dalam urusan apa pun.” (QS. Al-Kahf [18]:69)
Hamba Saleh itu telah menyiapkan penjelasan kepada Nabi Musa akan hal-hal yang terjadi, ketika ia memenuhi syarat (perintah) yang diberikan.
قَالَ فَاِنِ اتَّبَعْتَنِيْ فَلَا تَسْـَٔلْنِيْ عَنْ شَيْءٍ حَتّٰٓى اُحْدِثَ لَكَ مِنْهُ ذِكْرًا
Dia berkata, “Jika engkau mengikutiku, janganlah engkau menanyakan kepadaku tentang apa pun sampai aku menerangkannya kepadamu.” (QS. Al-Kahf [18]:70)
Atas dasar perjanjian ini, Nabi Musa dan Hamba Saleh menaiki sebuah perahu. Begitu kagetnya Nabi Musa terhadap tindakan yang dilakukan oleh Hamba Saleh, yaitu merusak perahu tersebut. Kejadian ini memuatnya lupa terhadap perjanjian yang disanggupinya diawal pertemuan dengan Hamba Saleh itu. Nabi Musa pun mengingkari perbuatan Hamba Saleh itu. Namun, beliau pun sadar dan memohon maaf (uzur) atas lupanya atas perjanjian.