MUHASABAH

Hikmah di Balik Wabah Virus Corona

Jumlah korban meninggal dunia akibat virus corona Wuhan atau 2019-nCoV masih terus bertambah. Pihak otoritas China mengumumkan sebanyak 170 orang meninggal dunia karena terinfeksi virus corona. Jumlah itu bertambah dari sebelumnya 132 orang pada Rabu (29/1/2020) siang.

Angka ini naik dari yang dilaporkan sehari sebelumnya, dan merupakan kenaikan sebesar 29 persen. Sementara itu, ada 7.864 kasus terkonfirmasi virus corona yang masih satu keluarga besar dengan SARS dan MERS ini. Dari data tersebut, diketahui jumlah kasus virus corona di China kini, melebihi wabah Sindrom Pernapasan Akut Berat (Severe Acute Respiratory Syndrome/SARS) pada 2002-2003 lalu sebanyak 5.327 kasus. (cnbnindonesia.com, 30/1/2019).

Wabah virus corona Wuhan hingga hari ini masih menggegerkan publik dunia. Jumlah korban tiap hari terus bertambah. Bak bola salju yang terus menggelinding cepat. Dunia dicekam kecemasan. Takut dengan kecepatan penyebarannya yang tidak terduga. Mengingat hingga hari ini belum ada obat dan vaksin dari virus corona.

Otoritas China mengatakan bahwa virus yang menyebar dengan cepat ini, pertama kali ditemukan di kota Wuhan, Provinsi Hubei, China pada akhir Desember 2019. Kuat dugaan virus corona berasal dari hewan liar yang dijual bebas di Huanan Seafood Market di pusat kota Wuhan.

Huanan Seafood Market diketahui menjual berbagai makanan ekstrem dan unik. Mulai dari anak serigala, buaya, burung merak, daging unta, kelelawar, musang, rubah, salamander raksasa, tikus hingga ular. Berbagai jenis binatang tersebut masih erat kaitannya dengan pandemi sebelumnya, yaitu Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). Dan diduga virus corona ini disebarkan oleh sup kelelawar yang menjadi makanan populer di Wuhan. (detik.com, 29/1/2020).

Menjadi rahasia publik, mengonsumsi makanan ekstrem menjadi tren di kalangan masyarakat China. Sayangnya, tren ini tanpa disadari menjerumuskan masyarakat dalam dekapan virus corona yang mematikan. Dimana tanpa pernah disangka menyebar dengan begitu cepat dan mengerikan. Mengancam siapapun tanpa pandang bulu.

Mewabahnya virus corona tidak terlepas dari paham kebebasan yang menginfeksi masyarakat. Dimana kebebasan menjadi kiblat dalam melakukan apapun, termasuk dalam urusan makanan. Mengonsumsi makanan tidak lagi memperhatikan baik atau tidak, halal atau haram. Semua makanan dapat dimakan, asal membuat perut kenyang. Itulah prinsip kebebasan yang dianut dan diemban kaum liberal.

Ironisnya, trend kebebasan mengonsumsi makanan ekstrem ini, justru harus dibayar mahal dengan derita mengerikan. Virus corona yang mengerikan dan mematikan menjadi peringatan dari Allah Ta’ala. Sungguh tidak ada yang tidak mungkin bila Allah Ta’ala sudah berkehendak. Kesombongan manusia pun akan runtuh, sebab tidak akan pernah dapat melawan apa yang dikehendaki-Nya.

Maha Benar Allah Swt. yang memberikan hikmah di balik seluruh syariat-Nya. Meskipun berbagai dalih yang manusia ciptakan untuk berbuat semaunya. Tetapi, niscaya manusia tidak akan pernah dapat menjangkau setiap skenario dibalik setiap perintah dan larangan-Nya. Karena sejatinya manusia hanya makhluk yang lemah lagi terbatas.

Menjadi renungan bersama, sungguh tidak patut bagi hamba bertingkah sombong dan abai terhadap syariah-Nya. Termasuk dalam hal mengonsumsi makanan. Tidak semua makanan boleh dikonsumsi oleh seorang Muslim. Kecuali makanan tersebut telah jelas kehalalannya lagi thayyib. Allah Ta’ala dengan tegas berfirman,

“Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah rezekikan kepadamu, dan bertakwalah kepada Allah yang kamu beriman kepada-Nya.” (TQS. Al-Maidah [5]: 88).

Semua makanan itu halal, kecuali yang telah diharamkan dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah. Hal ini dijelaskan dalam firman Allah Ta’ala,

“Dialah yang telah menjadikan segala sesuatu yang ada di bumi ini untuk kamu.” (TQS. Al-Baqarah [2]: 29).

“Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang terpukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya, dan (diharamkan bagimu) yang disembelih untuk berhala.” (TQS. Al-Maidah [5] : 3).

Demikianlah Allah Swt. telah mengatur seluruh aspek kehidupan secara komprehensif, termasuk dalam hal makanan. Semua itu tidak lain sebagai upaya menjaga dan melindungi eksistensi manusia. Dan tentunya mendatangkan maslahat bagi manusia.

Maka, patut menjadi renungan kita untuk berbenah diri agar hidup sesuai dengan syariah-Nya. Serta memetik hikmah di balik wabah mematikan virus corona yang kini menimpa dunia. Maha Benar Allah Swt. dalam firman-Nya, “Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” (TQS. A-Rum [30] : 41). Wallahu a’lam bishshawaab.

Jannatu Naflah
Pengajar dan Pegiat Literasi

Artikel Terkait

Back to top button