OPINI

HUT HKTI ke-48: Sektor Pertanian Adalah Penyelamat Krisis

Di tengah krisis akibat pandemi Covid-19, pertanian kembali menjadi penolong perekonomian. Seperti yang terjadi pada krisis keuangan Asia tahun 1998, di saat sektor lain mengalami kontraksi tajam, sektor pertanian Indonesia tetap memberi kontribusi positif bagi pertumbuhan ekonomi dan Produk Domestik Bruto (PDB).

Pada awal pandemi, atau sepanjang tahun 2020, hampir semua sektor ekonomi tumbuh negatif. Dari enam sektor penyumbang ekonomi terbesar, hanya sektor pertanian (tanaman pangan, hortikultura, dan perkebunan) yang mencatatkan pertumbuhan positif. Sedangkan sektor industri, perdagangan, konstruksi, transportasi, dan akomodasi makan minum, semuanya mengalami pertumbuhan negatif. Menurut BPS (Badan Pusat Statistik) sepanjang tahun 2020 sektor pertanian tumbuh positif sebesar 1,75 persen.

Menurut FAO (Food and Agriculture Organization), selama pandemi sektor pertanian Indonesia juga berhasil meningkatkan pertumbuhan PDB sekitar 2,19 persen dibandingkan tahun sebelumnya (year on year). Padahal, pada saat bersamaan, sebagian besar sektor lain, seperti transportasi dan pergudangan, mengalami penurunan tajam. Jika dibandingkan dengan dua sektor besar lainnya, yaitu manufaktur dan perdagangan, sektor pertanian juga tercatat mengalami peningkatan paling positif.

Selain itu, kontribusi sektor pertanian terhadap PDB Indonesia juga terus meningkat. Pada 2019, kontribusi sektor pertanian terhadap PDB kita hanya 12,9 persen. Sementara saat ini, kontribusinya terhadap PDB naik menjadi 15,01 persen. Makanya tak berlebihan jika dikatakan dampak pandemi terhadap perekonomian kita cukup tertolong oleh daya tahan sektor pertanian. Banyak orang yang kehilangan pekerjan dari sektor-sektor perkotaan, seperti yang terjadi pada krisis 1998 dulu, berhasil diselamatkan oleh sektor pertanian dan perdesaan.

Bahkan, meminjam analisis Chris Manning (2021), dengan insentif yang tepat, kebangkitan sektor pertanian dan perdesaaan ini memiliki potensi menjadi lebih permanen daripada yang pernah terjadi saat krisis 1998. Apalagi, mengingat kemajuan teknologi saat ini, banyak pekerjaan yang semula hanya bisa dikerjakan di kota, kini bisa dikerjakan dari desa. Peluang baru berupa kehadiran e-commerce atau marketplace juga dapat berkontribusi pada pertumbuhan pertanian dan pendapatan petani.

Selain itu, sektor pertanian juga menjadi penyelamat ekspor kita. Meskipun antara tahun 2016 hingga 2018 pangsa ekspor pertanian mengalami penyusutan, namun di masa pandemi ini pangsanya justru mengalami peningkatan. Menurut BPS, ekspor pertanian Indonesia pada Maret 2021 mengalami peningkatan hingga dua digit.

Secara ‘month to month’ (mtm) peningkatan ekspor pertanian mencapai US$0,39 miliar, atau meningkat 27,06 persen. Peningkatan ini adalah yang tertinggi dibanding sektor lain, seperti sektor migas (5,28 persen), sektor industri pengolahan (22,27 persen), serta sektor pertambangan dan lainnya (13,68 persen). Komoditas pertanian yang mengalami kenaikan ekspor cukup besar di antaranya adalah sarang burung walet, tanaman obat, aromatik dan rempah, tembakau, serta cengkeh. Sementara, secara ‘year on year’ (yoy), ekspor pertanian juga tumbuh sebesar 25,04 persen.

1 2Laman berikutnya

Artikel Terkait

Back to top button