IKN Nusantara: “Jokowi dan Ahok Hoka Hoak …Hoka-Hoka Bento”
Sampai saat ini rakyat sudah dan masih traumatik dengan ulah PKI yang telah membuat kejahatan politik dengan genosida maupun pembantaian dengan pembunuhan massal dan kudeta pemerintahan sah Soekarno.
Ketiga, yang lebih harus diperhatikan adalah terkait masalah stabilitas keamanan kawasan regional: Asia Tenggara khususnya, serta melingkup Pasifik Selatan pada umumnya.
Karena jika proyek IKN bermasalah secara deteren akan berdampak memicu konflik kawasan, apalagi Indonesia-RRC masih saling mengklaim kepemilikan laut Kepulauan Natuna. Bisa jadi akhirnya merembet ke ketenggangan yang mendorong perang terbuka.
Dampaknya memperkuat RRC menggalang pembuatan pangkalan militer. Ini jelas akan bersinggungan dengan kepentingan pertahanan Amerika Serikat yang sudah lama memang sebagai penjaga stabilitas di kawasan ini. Apa jadinya jika kekuatan dua raksasa super power baru saling berlaga di kawasan ini?
“Hoka-Hoka Bento”
Akhirnya, meski IKN Nusantara sudah memiliki payung hukumnya, dalam implementasi kelak perlulah direview kembali dengan mempertimbangkan banyak aspek sebagaimana telah dikemukakan di atas.
Jangan dikarenakan hanya karena egosentris “prestiges political” Jokowi saja —toh Jokowi pun hanya tinggal dua tahun sisa pemerintahannya, malah berdampak lebih tragis terjadi diskresi politik yang mengakibatkan kerugian dan kehancuran jangka panjang, destruksi politik masa depan Indonesia.
Sehingga, ingat dengan Hoka-Hoka Bento, meski ini masakan enak khas dari Jepang, tapi dalam arti kata kalimat picisan dI artikel ini, adalah bodoh-bodohnya si Bento —nyanyian Bento tembang karya Iwan Fals, konglomerat papan atas, yang kerjanya aksi tipu-tipu, yang kerjanya menjegal apa saja yang penting dia menang yang penting dia senang… tak peduli orang susah, rakyat Indonesia susah, Indonesia pun kemudian pecah dan hancur luluh lantak. Wallahu’alam Bishawab.
Dairy Sudarman, Pemerhati Politik dan Kebangsaan.
