Ilusi Kesejahteraan dalam Sistem Kapitalis
Dalam rangka memenuhi berbagai kebutuhan hidup manusia, Islam memperhatikan pemenuhan kebutuhan setiap anggota masyarakat dengan fokus perhatian bahwa manusia diperhatikan sebagai individu (pribadi), bukan sekadar sebagai suatu komunitas yang hidup dalam sebuah negara
Singkatnya, agar setiap individu masyarakat dapat memenuhi seluruh kebutuhan pokok sekaligus dapat meningkatkan kesejahteraan mereka sehingga dapat memenuhi kebutuhan pelengkap (sekunder dan tersier). Bukan sekadar meningkatkan taraf hidup secara kolektif yang diukur dari rata-rata kesejahteraan seluruh anggota masyarakat atau yang dikenal dengan GNP (Gross National Product) . Sebab orang kaya dan orang kurang mampu dari segi eknomi tentu berbeda tingkat kebutuhan dan pendapatannya.
Dengam demikian, aspek distribusi sangatlah penting sehingga dapat dijamin secara pasti bahwa setiap individu telah terpenuhi kebutuhan hidupnya. Ketika mensyariatkan hukum-hukum yang berkenaan tentang ekonomi kepada manusia, Allah Swt. telah mensyariatkan hukum-hukum tersebut untuk pribadi, masyarakat, dan negara. Adapun pada saat mengupayakan adanya jaminan kehidupan serta jaminan pencapaian kemakmuran, Islam telah menetapkan bahwa semua jaminan harus direalisasikan dalam sebuah negara. Sistem Islam memperhatikan hal-hal yang menjadi tuntutan individu dan masyarakat dalam merealisasikan jaminan kehidupan serta jaminan pencapaian kemakmuran.
Kesimpulannya adalah mendapatkan kesejahteraan dalam sistem saat ini sangatlah mustahil sebab Penguasa tidak didesain sebagai pengatur urusan rakyatnya. Negara hanya bertindak sebagai wasit yang mengawasi urusan rakyatnya saja. Maka menyerukan pergantian pemimpin saja tidak cukup. Sebab orang dapat dirubah oleh sistem. Rakyat telah banyak belajar dari penguasa saat ini, diawal dicitrakan bahwa pemimpin dari wong cilik tentu akan memperhatikan rakyat kecil juga. Nyatanya tidak seperti itu.
Ibarat sebuah kantor dan para pegawai. Kantor mempunyai kebijakan dan SOP tersendiri yang mana akan mengkondisikan para pegawainya agar tunduk terhadap semua aturan dikantor tersebut tanpa terkecuali, tidak peduli suka ataupun tidak. Sama halnya dengan sistem, sistem adalah tempat yang akan mempengaruhi sedikit banyak perilaku orang-orang di dalamnya, termasuk penguasa. Wallahu ‘alam bishowab.
Nurhayati, S.ST
(Pemerhati Sosial)