India Membara
Siapa sangka kabar menggegerkan lahir dari negara bercorak Hindu yaitu India. Pemerintah India tak segan-segan memojokkan Islam melalui undang-undang.
Di dalam undang-undangnya, India memberikan kewarganegaraan India untuk enam kelompok agama Hindu, Sikh, Buddha, Jain, Parsi dan Kristen dari Afghanistan, Bangladesh dan Pakistan, tetapi tidak bagi Muslim. Undang-undang kewarganegaraan adalah janji kampanye Modi yang banyak dipuji dan keinginan khusus dari pendukung Hindunya. Para pendukungnya melihat India di masa depan sebagai tempat yang menekankan warisan Hindu sebanyak mungkin dan menghilangkan perlindungan hukum khusus yang ada untuk Muslim dan minoritas lainnya.
Muslim India, yang sudah cemas ketika pemerintah Modi mengejar program nasionalis Hindu, akhirnya marah. India pun membara. Kemarahan mereka pun meluap karena melihat pemerintahan sekuler sebagai hal mendasar bagi masa depan India. Maka, Kamis 14 Desember 2019 kerusuhan pun terjadi di 15 kota di India. Tak terelakkan lagi bentrok antara masyarakat dan polisi pun tidak bisa dihindari, hingga menimbulkan tiga korban jiwa dan sejumlah korban luka.
Hal ini membuktikan bangkitnya Muslim yang hanya 14% di India demi memperjuangkan agamanya. Mereka tak tahan akan gerahnya suasana sekuler yang telah mencekik mereka. Terbukti, kedzaliman pemimpin non-Muslim sangat membahayakan kaum Muslim. Seperti yang telah diserukan Allah SWT pada Qur’an Surah Al-Maidah ayat 51 yang artinya, “Wahai orang-orang yang beriman, jangan kalian jadikan kaum Yahudi dan Nasrani sebagai penolong/penguasa. Sebagian mereka menjadi penolong sebagian yang lain. Orang dari kalian yang menolong mereka/menjadikan mereka penguasa, maka ia termasuk bagian darinya. Sungguh Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang zalim.”
Dalam perspektif Islam, seorang pemimpin memegang posisi yang sangat menentukan masa depan rakyat yang dipimpin. Maka tentulah kita perlu memilih pemimpin yang kuat, tidak berlaku dzalim dan adil. Perpaduan yang ideal antara sistem dan pemimpin akan membawa rakyat pada kehidupan makmur dan berkualitas. Semua itu hanya bisa didapat melalui Islam, karena Islam tidak hanya mengajarkan bagaimana interaksi sesama Muslim tetapi juga dengan non-Muslim. Maka seorang Muslim yang taat pastilah memiliki segala kriteria pemimpin.
Begitu juga, kepemimpinan dalam pandangan Islam tidak memisahkan secara dikotomis negara dan agama, umara dan ulama. Agama dan ulama merupakan landasan negara karena pemimpin merupakan sebuah amanah yang diberikan Allah SWT semata untuk mencapai ridha-Nya. Bisa kita tarik bahwa sebuah kepemimpinan yang adil dan sentosa diperlukan pemimpin yang Muslim serta landasannya dari Allah SWT. Sehingga tidak akan mendatangkan kedzaliman serta azab dari-Nya, Nauzubillah min dzalik.
Kalau kita tidak sadar dari sekarang, kita hanya tinggal menghitung mundur kehancuran kita sendiri. Oleh karena itu kawan, mari kita membantu menyadarkan umat bahwa kita juga telah berada di jurang kehancuran. Jangan sampai kita perlu merasakan seperti yang terjadi di India, dan mari panjatkan doa bagi saudara saudara kita di India. Amiin… []
Najwa Najahah
Remaja, tinggal di Depok