Indonesia Diharapkan Jadi Pusat Gerakan Internasional Anti Islamofobia
Jakarta (SI Online) – Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Muhyiddin Junaidi menyambut baik terbentuknya Gerakan Nasional Anti Islamofobia (GNAI).
Menurut Kiai Muhyiddin, Indonesia sepatutnya dijadikan markas utama gerakan dunia anti Islamofobia karena mayoritas penduduknya beragama Islam.
“Umat Islam Indonesia dengan segala dinamika perbedaan praktek ubudiyahnya terkenal kaya khazanah pemikiran dan pendekatan dalam menyikapi permasalahan. Modal besar tersebut sangat berharga untuk menciptakan perdamaian dan sosial co existence di dunia,” ujar Kiai Muhyiddin melalui pernyataan tertulisnya kepada Suara Islam, Ahad (17/7/2022).
Ketua Biro Hubungan Luar Negeri dan Kerjasama Internasional PP Muhammadiyah itu menyarankan agar MUI dan para pihak terkait harus bekerjasama dalam hal ini.
Baca juga: Sejumlah Ulama dan Tokoh Deklarasikan Gerakan Anti Islamofobia
“MUI dan semua stakeholder harus dilibatkan untuk mewujudkan gagasan mulia penuh harapan,” saran Kiai Muhyiddin.
Selain itu, pimpinan GNAI juga diminta agar segera melakukan komunikasi internal dalam waktu dekat.
“Oleh karena itu tim kecil terdiri dari para ahli dibentuk. Materi risalah Kongres Umat Islam terakhir/KUII kesepuluh bisa dijadikan landasan utama. GNAI bisa dinaikan statusnya menjadi Gerakan Global Anti Islamofobia (GGAI),” tandas Kiai Muhyiddin.
Seperti diketahui, sejumlah ulama dan tokoh serta ratusan jemaah mengikuti deklarasi Gerakan Nasional Anti Islamofobia (GNAI) di Aula Buya Hamka Masjid Agung Al Azhar, Jakarta Selatan, Jumat lalu (15/07).
Deklarasi tersebut digelar sebagai respon atas keputusan PBB yang membuat hari anti Islamofobia dan langkah awal untuk selanjutnya akan mengusulkan kepada parlemen agar dibuat UU Anti Islamofobia.
red: adhila