#Penistaan AgamaNASIONAL

Ingat, Bukan Hanya Pendeta Saifuddin Ibrahim yang Belum Ditangkap

Jakarta (SI Online) – Pakar psikologi forensik Reza Indragiri Amril mengingatkan, saat ini bukan pendeta Saifuddin Ibrahim saja yang belum diamankan polisi. Pelaku dugaan penistaan agama lainnya, seperti Jozeph Paul Zhang, juga masih aman berkeliaran di luar negeri.

“Bagaimana hasil pelacakannya, entahlah. Juga, jadikah Polri bekerjasama dengan Imigrasi mencabut paspor Jozeph, entahlah. Yang jelas, YouTube Channel Jozeph Paul Zhang masih aktif sampai sekarang. Dan tidak ada tanda-tanda dia bersiaran dari dalam ruang tahanan, misalnya,” ungkap Reza dalam keterangan tertulisnya, Ahad (27/03/2022).

Baca juga: Paul Zhang dan Para Penghina Nabi Muhammad

Sekarang ini, lanjut Reza, malah muncul lagi sosok yang lebih mengerikan dalam membuat pernyataan, yakni pendeta Yusuf Manubulu.

“Saya jadi ingat daftar BNPT tentang penceramah radikal. Kira-kira nama-nama di atas sesuai dengan daftar kriteria penceramah radikal ala BNPT itu? Apakah mereka layak disebut sebagai penceramah radikal dari komunitas non muslim?,” tanya Reza.

Reza menegaskan, hal itu perlu dipastikan agar daftar BNPT tersebut tidak menjadi acuan untuk menilai penceramah dari agama tertentu saja.

Selain itu juga karena siapa pun–termasuk para ASN–bisa saja menjadi pengikut penceramah-penceramah di atas, maka para ASN pun bisa menjadi radikal pula.

“Pertanyaan saya, apakah assesment tool yang dibangun Densus 88 akan bisa diterapkan untuk menakar tingkat radikalisme ASN dengan latar agama apa pun? Ataukah tool itu spesifik untuk meng-assess ASN yang beragama tertentu saja?,” tanya dia.

Baca juga: Ketua MPR Minta Polisi Tindak Tegas Jozeph Paul Zhang

Reza menegaskan, setiap orang, termasuk ilmuwan, bisa bias. Tapi jika pemikiran bias lantas diadopsi ke dalam instrumen yang dipakai resmi oleh alat-alat negara hal itu berbahaya.

“Jadi sembari menantikan hasil kerja Polri mengamankan nama-nama di atas, mari kita takar objektivitas daftar BNPT dan tool Densus 88. Lewat uji publik, semoga daftar dan tool itu benar-benar bisa dipastikan bermanfaat bagi Indonesia,” pungka dia.

red: farah abdillah

Artikel Terkait

Back to top button