SUARA PEMBACA

Ingat, Riba Bukan Solusi!

Iklan mengajak berutang selalu lewat dan berseliweran di beranda sosmed dan ada di mana-mana, seperti disengaja dilakukan.

Apalagi kondisi yang sedang sulit dimanfaatkan oleh sebagian orang untuk mencari keuntungan dengan alasan membantu perekonomian yang sedang pailit.

Padahal, alih-alih membantu orang yang sedang kesulitan justru malah mempersulit keadaan. Kok bisa?

Tentu saja bisa, karena yang meminjamkan uang tidak sekadar memberikan pinjaman tetapi mereka mencari keuntungan juga, yakni melalui bunga pinjaman tersebut.

Oleh karenanya orang-orang sangat bersemangat sekali meminjamkan uang untuk modal usaha atau untuk memenuhi kebutuhan dan lain sebagainya, karena melihat peluang banyak yang kesulitan ekonomi sehingga punya keyakinan akan mendapatkan respons dari masyarakat atas solusi yang mereka berikan.

Sebagian masyarakat pun menganggap dengan meminjam uang atau berutang merupakan solusi untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Katanya satu masalah tersesesaikan. Tapi yang sebenarnya akan mendatangkan masalah yang lebih rumit lagi, salah satunya dikelar-kejar penagih utang jika tidak mampu bayar ditambah dosa riba dari uang yang dipinjamkan. Terlebih sistem ini sudah menganggap riba adalah hal yang lumrah. Astaghfirullah.

Memang pinjaman berbunga saat ini sangat megiurkan bagi siapa pun itu, karena akan mendapatkan keuntungan yang berlipat, apalagi jika si peminjam telat membayar utangnya, sehingga akan dikenai bunga.

Riba itu ibarat seseorang yang sudah niat puasa lalu dia berjalan diterik matahari yang sangat panas kemudian melihat berjejer di pinggir jalan tukang es kelapa muda, tukang es campur dan lainnya kemudian dia membatalkan puasanya karena tergiur minuman yang dingin-dingin menyegarkan.

Namun ketika azan Magrib berkumandang dia baru menyadari bahwa dia telah melakukan suatu keputusan yang salah dan penyesalan itu terlambat sudah.

Padahal dalam Islam, Allah telah mengharamkan riba sebagaimana yang dijelaskan dalam surah al-Baqarah ayat 275, “Orang-orang yang memakan riba tiada berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan setan dengan sentuhan kepadanya yang demikian itu karena mereka berkata, sesungguhnya jual beli sama dengan riba, padahal Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.”

Maka barang siapa menerima pelajaran dari Tuhannya, lalu berhenti melakukan riba maka baginya apa yang telah lalu dan urusannya terserah kepada Allah.

1 2Laman berikutnya

Artikel Terkait

Back to top button