Ini Bukan tentang Anwar Ibrahim atau Anies Baswedan
Namun hal yang menyedihkan adalah politik “loklak” di Indonesia dimana populeritas calon masuk longkang, bicara tak masuk akal mengalahkan tokoh yang punya ide, konsep, gagasan, wawasan dan ilmu telah sampai pula ke Malaysia.
Mereka bermain propaganda politik identitas agama bangsa bukan tentang data, statistik, fakta bersaing bagaimana memajukan negara. Padahal Orang putih kata, jangan menilai orang dari jubahnya atau pakaian simbolik ke Islamannya.
Lihatlah Erdogan yang bukan seorang ulama berjubah dan bukan dari partai yang menunggang agama tetapi dia mampu membawa perubahan Islam ke arah yang lebih baik di negaranya.
Umar bin Abdul Aziz tidaklah sewara` mereka yang selalu menunggang agama, namun dia mampu menghilangkan penerima zakat di zamannya.
Bandingkan pula dengan Eropah sebelum renaissaince yang mundur karena dikongkong oleh gereja dengan berbagai simbol agamanya.
Atau seperti Iran yang didikte oleh Mullah berjubah yang tidak lebih baik dari pemerintahan Ahmadnejad yang sederhana dan merakyat adanya.
Indonesia sebagai tanah syurga yang kaya sumber daya alamnya, harapan kebangkitan itu pernah datang ketika Amien Rais berhasil menyerukan suksesi kepemimpinan nasional dengan lima argumen rasionalnya.
Namun akhirnya kepemimpinan negara jatuh kepada mereka yang tidak memiliki konsep, idea, gagasan dan ilmu tentang perubahan itu sendiri.
Erdoghan yang menang pemilu secara sah pernah di kudeta oleh tentara Turki walaupun gagal dan dia masih diganggu hingga ke hari ini.
Anwar Ibrahim sebagai PM yang sah dengan kuasa mayoritas ahli Parlimen sering diganggu dengan isu remeh yang tiada kaitan dengan pentadbiran seperti korupsi dan salah guna kuasa.
Kakanda adinda, Menteri menguap, hoax, fitnah dan berita bohong lebih mendominasi daripada kritik cerdas dan membina tentang tata kelola Malaysia Madani Anwar Ibrahim.
Dalam sistem ekonomi, Gubernur Bank Negara batuk saja di depan camera boleh menjatuhkan saham apalagi bahasa tebuk atap yang dibangsakan oleh netizen Malaysia bagaikan beruk saja.