Inilah Isi Kesepakatan Senilai 200 Juta Dolar antara Trump dan Universitas Columbia
Kesepakatan yang belum pernah terjadi sebelumnya ini merupakan kemenangan bagi Presiden AS Donald Trump dalam usahanya mengontrol institusi akademik lebih ketat.

Trump menyambut kesepakatan ini sebagai “bersejarah” di platform Truth Social miliknya: “Banyak institusi pendidikan tinggi lain yang telah merugikan begitu banyak orang, berlaku tidak adil, dan menyalahgunakan dana federal dari pemerintah kita – akan menyusul,” tulisnya.
Bagaimana Reaksi Mahasiswa dan Aktivis?
Kelompok aktivis mahasiswa Columbia University Apartheid Divest (CUAD) mengecam kesepakatan ini sebagai “suap”. “Bayangkan menjual mahasiswamu sendiri hanya untuk membayar Trump $221 juta dan terus mendanai genosida,” tulis CUAD di X.
Mereka juga menyebut bahwa hukuman disipliner terhadap mahasiswa, termasuk skorsing dan pengeluaran, sangat berlebihan dibanding demonstrasi lainnya yang tidak berkaitan dengan Palestina.
Organisasi non-pemerintah Palestine Legal menuduh Columbia menggunakan tuduhan antisemitisme sebagai senjata untuk menghukum mereka yang menyuarakan kebebasan bagi rakyat Palestina.
“Jelas bahwa keinginan Columbia untuk menciptakan komunitas ‘di mana semua merasa diterima’ tidak mencakup mahasiswa yang menyerukan diakhirinya genosida Israel,” tulis mereka di X.
Aktivis kiri dan komentator politik Hasan Piker mengatakan bahwa Trump tengah terpuruk dalam banyak hal namun Columbia “masih menyerah kepada Trump dalam segala hal”. Ia menambahkan: “Tampaknya beberapa institusi memang sedang mencari alasan untuk berpindah ke kanan.”
Langkah Apa Saja yang Sudah Diambil Columbia?
Pada Maret, Columbia menyetujui berbagai tuntutan dari pemerintahan Trump demi memulai negosiasi pemulihan dana federal senilai $400 juta, yang dicabut sebulan sebelumnya.
Langkah-langkah tersebut termasuk:
- Melarang penggunaan penutup wajah dalam demonstrasi.
- Menambah 36 petugas kampus yang memiliki wewenang khusus untuk menangkap mahasiswa.
Awal bulan ini, Columbia juga mengadopsi definisi antisemitisme dari International Holocaust Remembrance Alliance (IHRA), yang dikritik karena dianggap menyamakan kritik terhadap Israel dan Zionisme dengan antisemitisme.
Dalam surat ke PBB tahun 2023, 60 organisasi hak asasi manusia dan sipil menolak definisi tersebut karena dikhawatirkan digunakan untuk membungkam protes damai dan kebebasan akademik.
Pada Selasa, Columbia juga mengumumkan akan:
- Menskors, mengeluarkan, atau mencabut gelar hampir 80 mahasiswa yang ikut dalam demonstrasi di Perpustakaan Butler pada 7 Mei 2025 dan aksi “Revolt for Rafah” pada 31 Mei 2024 selama akhir pekan alumni.
Para mahasiswa dalam protes tersebut menuntut agar dana abadi Columbia senilai $14,8 miliar tidak lagi diinvestasikan pada perusahaan produsen senjata atau yang mendukung Israel.