Innalillahi, Syekh Muhammad Ali Ash-Shabuni Wafat
Jakarta (SI Online) – Innalillahi wa innailaihi rajiun. Dunia Islam internasional, khususnya kalangan Ahlussunnah wal jamaah, berduka. Salah satu ulama sekaligus mufasir besar abad ini, Prof. Dr. Muhammad Ali Ash-Shabuni, dikabarkan wafat.
Kabar wafatnya Guru Besar Ilmu Tafsir di Umm Al-Qura University, Makkah, Saudi Arabia ini disampaikan melalui akun resmi Facebooknya, pada Jumat, 19 Maret 2021. Syekh Ali Ash-Shabuni wafat dalam usia 91 tahun.
“Beberapa saat yang lalu, pelayan Kitab dan Sunnah, Al ‘Alamah Muhammad Ali Ash-Shabuni telah berpulang dari kesusahan dunia dan cobaannya kepada rahmat dan karunia Allah. Mudah-mudahan Allah memperbesar pahala kalian dan membaguskan kesabaran kalian.”
Syekh Ali Ash-Shabuni lahir di kota Aleppo, Suriah, pada 1 Juli 1930. Bersama Syekh Yusuf Al-Qaradlawi, Syekh Ash-Shabuni pernah ditetapkan sebagai Tokoh Muslim Dunia 2007 oleh DIQA. Namanya juga tertulis sebagai satu dari 500 Muslim Paling Berpengaruh di Dunia (The Muslim 500, The World 500 Most Influentual Muslims).
Mengenal Syekh Ali Ash-Shabuni
Nama lengkapnya adalah Muhammad Ali Ibn Ali Ibn Jamil Ash-Shabuni. Syekh Ash-Shabuni dibesarkan di tengah-tengah keluarga terpelajar. Ayahnya, Syekh Jamil, merupakan salah seorang ulama senior di Aleppo.
Sejak usia kanak-kanak, ia sudah memperlihatkan bakat dan kecerdasan dalam menyerap berbagai ilmu agama. Di usianya yang masih belia, Ash-Shabuni sudah hafal Al-Qur’an. Tak heran bila kemampuannya ini membuat banyak ulama di tempatnya belajar sangat menyukai kepribadian Syekh Ash-Shabuni.
Riwayat Pendidikan
Salah satu guru beliau adalah sang ayah, Jamil ash-Shabuni. Ia memperoleh pendidikan dasar dan formal mengenai bahasa Arab, ilmu waris, dan ilmu-ilmu agama di bawah bimbingan langsung sang ayah. Ia juga berguru pada ulama terkemuka di Aleppo, seperti Syekh Muhammad Najib Sirajuddin, Syekh Ahmad ash-Shama, Syekh Muhammad Said al-Idlibi, Syekh Muhammad Raghib al-Tabbakh, dan Syekh Muhammad Najib Khayatah.
Untuk menambah pengetahuannya, Syekh ash-Shabuni juga kerap mengikuti kajian-kajian para ulama lainnya yang biasa diselenggarakan di berbagai masjid.
Setelah menamatkan pendidikan dasar, Syekh Ash-Shabuni melanjutkan pendidikan formalnya di sekolah milik pemerintah, Madrasah al-Tijariyyah. Kemudian, ia meneruskan pendidikan di sekolah khusus syariah, Khasrawiyya, yang berada di Aleppo. Saat bersekolah di Khasrawiyya, ia tidak hanya mempelajari bidang ilmu-ilmu Islam, tetapi juga mata pelajaran umum. Ia berhasil menyelesaikan pendidikan di Khasrawiyya dan lulus pada 1949.