NUIM HIDAYAT

Insan Kamil: Bedah Pemikiran Mohammad Iqbal

Dalam pandangan Iqbal, cinta adalah pemberian Tuhan. Cinta adalah kekuatan yang membuat pribadi seseorang makin semarak dan makin langgeng. Cinta mengangkat insan ke ketinggian sejati. Ia membuat manusia makin memanusia. Iqbal menyatakan,

Titik cahaya ini bernama khudi
Ialah pancaran dian kehidupan di bawah lempung kita
Cinta membuatnya lebih abadi
Lebih segar, lebih membakar dan lebih memijar
Cintailah yang mengangkat insan tinggi menggapai kebesaran hakiki
Wujudku ialah patung yang terbengkalai
Cinta telah mengukirku hingga selesai
Aku pun menjelma menjadi Manusia Sejati

Seorang faqr dalam filsafat Iqbal bukan hanya tidak acuh terhadap perubahan kehidupan dunia. Ia seorang yang berkemauan keras, yang mempunyai pandangan moral dalam kehidupan sosial politik sekelilingnya, didorong oleh kecintaan cita-cita regenerasi moral dan spiritual umat manusia. Untuk mencapai cita-cita ini siap sedia mengorbankan dirinya

Singa dan elang adalah dua jenis hewan yang sering dipakai Iqbal untuk melukiskan sifat dan sikap sang pemberani yang mestinya dihayati manusia. Namun bagi Iqbal, keberanian tidak sama dengan demonstrasi kekuatan, kesombongan dan keunggulan. Bagi Iqbal, orang yang berhati singa tidak akan berlagak sok bebas dan berani. Yang seperti itu hanyalah budak mistik dan mullah. Prinsip hidup sang pemberani, justru senantiasa tegak menjunjung kebenaran di segala keadaan. Bagi mereka, tidak ada yang ditakuti kecuali Tuhan (Allah) dan memang Tuhan lah yang menjadi tujuan hidupnya. Iqbal menulis,

Tak seorang pun berhati singa
Kan bersikap sok merdeka dan berani
Itu Cuma budak mistik dan mullah

Prinsip hidup yang menyenangi sang pemberani
Tegak menjunjung Kebenaran di segala situasi

Biarkan cinta membakar sikap ragu dan mundur maju
Janganlah tundukkan diri kecuali pada Tuhan
Kelak kau kan menjadi singa

Darma sang pemberani Cuma Tuhan dan sikap tak kenal gentar
Singa-singa Tuhan tak kenal cara hidup serigala kesasar

Dengan diperkuat oleh cinta, faqr dan keberanian, khudi menjelma menjadi kekuatan yang sangat besar, tapi semua tindakannya mestilah kreatif. Tanpa kreatifitas dalam tindakan manusia, yang ada hanyalah kemerosotan dan kemunduran. Kreatvitas adalah sifat Ilahi dank arena itu, manusia yang dihimbau untuk menghiasi dirinya dengan akhlak Ilahi. Manusia mestilah berusaha makin mendekat kepada-Nya dengan jalan mengembangkan sifat kreatif dalam dirinya menuju kesempurnaan.

Bagi Iqbal, insan kamil (manusia sempurna) itu adalah Nabi Muhammad Saw. Siapapun yang menapaktilasi jalan kehidupan Nabi, ia akan mencapai cita kehidupan yang paling tinggi yang mungkin dicapai manusia. Iqbal menyatakan,

Sang Mukmin memang penuh kekuatan
Penaklukan kesukaran demi kesukaran
Ia tumpuan akal, satu-satunya penuai cinta
Dalam dirinya tersimpul gerak alam semesta

Si Kafir tenggelam dalam kesemestaan
Sang Mukmin menyimpan kekayaan dunia kejadian

Sang Mukmin ialah bayang-bayang sifat Tuhan
Tiap detik kehidupannya melahirkan kemenangan

Dalam kesempurnaan titah kejadiannya
Sang Mukmin mengubah suratan nasib
Ia tentukan takdirnya sendiri
Kehebatannya, ke dalam pandangannya
dan wawasannya tak terperikan

Lebih lanjut tentang insan kamil yang meneladani Rasulullah ini, Iqbal menyatakan:

Datanglah hai Sang Penunggang Kuda nasib
Datanglah hai Sinar Dunia perubahan yang gelap gulita
Sorotkan cahaya ke tempat keberadaan
Padamkan kegaduhan bangsa-bangsa
Penuhi telinga kami dengan musikmu
Bangkitlah dan petiklah kecapi persaudaraan
Berilah kami kembali cawan anggur cinta
Sekali lagi anugerahi dunia hari-hari damai
Kirimkan pesan perdamaian kepada si gila perang
Umat manusia adalah lading tempat menyemai
Kaulah Sang Penuai
Kaulah tujuan khalifah kehidupan

Nuim Hidayat, Penulis Buku “Agar Umat Islam Meraih Kemuliaan”.

Laman sebelumnya 1 2

Artikel Terkait

Back to top button