Islamofobia, Wabah di Atas Wabah
Di tengah pandemik COVID-19, umat Islam di berbagai negeri menjadi korban tindakan diskriminasi dan kebencian warga non muslim. Muslim dituduh menjadi sumber sebaran wabah (kasus Jamaah Tabligh) dan sengaja menyebar virus utk membunuh non muslim (#coronajihad).
Upaya memancing di air keruh ini begitu kompak dilakukan oleh kelompok-kelompok pembenci Islam baik di Amerika maupun India. Negeri yang baru saja selesai konflik kini memanas lagi.
Diberitakan The Guardian, kelompok supremasi kulit putih menggunakan media sosial untuk memfitnah warga Muslim. Di Facebook dan Twitter, mereka menyebar foto dan meme salat berjemaah di masjid Inggris untuk menunjukkan bahwa warga Muslim melanggar physical distancing dan semakin menyebar corona.
Salah satu video disebarkan oleh Tommy Robinson, pendiri kelompok radikal Liga Pertahanan Inggris (EDL), dengan klaim adanya “masjid rahasia” di Birmingham. Video itu telah disaksikan 10 ribu kali di Twitter. Setelah dikonfirmasi ternyata sama sekali tak terbukti kebenarannya.
Di India juga demikian. Kelompok Hindu sayap kanan radikal menjadikan Muslim sebagai kambing hitam penyebaran virus corona. Terutama karena salah satu klaster penyebaran corona terjadi di markas Jemaah Tablig yang melanggar aturan berkumpul.
Islamofobia adalah penyakit akut masyarakat sekuler yang mengampanyekan antidiskriminasi dan kesetaraan.
Menjadi wabah diatas wabah. Lebih berbahaya dari COVID-19 . Jika COVID-19 mematikan orang perorang, Islamofobia membunuh Islam sebagai satu-satunya Dien yang sempurna. Faktanya, selalu muncul kasus-kasus Islamofobia yang dilakukan oleh kelompok yang terorganisir bahkan menjadi bahan kampanye para politisi. Mereka samasekali tak mau duduk bersama agar bisa melihat fakta yang sebenarnya.
Benarlah firman Allah SWT dalam QS Ali Imran : 118:
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu ambil menjadi teman kepercayaanmu orang-orang yang, di luar kalanganmu (karena) mereka tidak henti-hentinya (menimbulkan) kemudharatan bagimu. Mereka menyukai apa yang menyusahkan kamu. Telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka adalah lebih besar lagi. Sungguh telah Kami terangkan kepadamu ayat-ayat (Kami), jika kamu memahaminya.”
Sudalah jelas peringatan Allah terhadap kebencian kaum kafir kepada kaum muslim. Maka kita kaum muslim yang dijanjikan kehidupan lebih baik di akhirat seharusnya lebih kuat dari apa yang mereka persangkakan. Demikian pula, fakta ini menjadi bukti kerusakan masyarakat sekuler dan kegagalan sistem menciptakan integrasi atau keharmonisan masyarakat.
Dahulu pada masa Islam masih berkuasa keberagaman agama suku dan budaya tidak menjadi persoalan sebab negara menerapkan aturan yang sangat adil baik bagi masyarakat muslim maupun masyarakat nonmuslim . Mereka mendapatkan hak yang sama serta kewajiban melaksanakan ibadah mereka dilindungi oleh negara.
Penerapan toleransi dan saling menghormati terasa sangat kental sebab negara menjaminnya, serta dengan penerapan sanksi yang jelas dan adil. Hari ini kita tidak memiliki institusi itu oleh karenanya keadaan kaum muslim sebagaimana anak ayam yang kehilangan induknya. Ketika terpojok dan disudutkan oleh framing framing buruk kaum muslim tidak memiliki junnah atau perisai.
Maka wajib bagi kaum muslim di manapun berada untuk mengembalikan junnah itu, agar kita benar-benar bisa menjadi umat terbaik. Wallahu a’lam bishshawab.
Rut Sri Wahyuningsih
Ibu Rumah Tangga