NUIM HIDAYAT

Jadi Presiden itu Enak, Kok Disuruh Mundur?

Banyak orang baik di media sosial atau dunia nyata, minta Presiden Jokowi untuk mundur sebelum tahun 2024. Mereka beralasan pemerintahan Jokowi banyak utang, banyak impor, menimbulkan perpecahan di masyarakat, memenjarakan para ulama dan lain-lain.

Sayangnya seruan mundur itu tidak pernah ditanggapi, baik oleh Jokowi, Ma’ruf Amin atau para pejabat di istana. Jokowi tak peduli, terus menjalankan tugasnya sebagai presiden. Bahkan sudah menetapkan dengan Komisi Pemilihan Umum Pemilu untuk pemilihan presiden, DPR dan sebagainya, diadakan pada Februari 2024.

Mengapa Jokowi tidak peduli dengan seruan mundur? Yak arena jadi presiden enak. Selain gaji dan tunjangan gede, presiden juga menerima fasilitas-fasilitas yang mewah yang tidak dimiliki pejabat tinggi lain di tanah air. Gaji presiden dan wakil presiden memang kurang dari 100 juta, tapi dana operasional dan uang-uang yang tidak resmi diterima bisa ratusan juta atau milyaran.

Apalagi sampai saat ini KPK tidak berani menyentuh istana, maka presiden ‘bebas’ mengelola uang negara. Maka ketika anak presiden mendapatkan saham senilai 90 milyar, KPK tidak bisa berbuat apa-apa.

Presiden Indonesia dari masa ke masa memang seperti bebas hukum. Tidak ada presiden di Indonesia yang dipidana. Tidak ada presiden Indonesia yang terjerat KPK dan seterusnya. Tidak seperti di CIna atau Jepang, KPK di sana bisa menjerat korupsi yang dilakukan oleh pejabat di istana.

Selain menerima gaji dan tunjangan yang besar, presiden juga mendapatkan fasilitas perumahan, kendaraan, pengamanan keluarga, kesehatan, biaya kunjungan baik dalam negeri dan luar negeri, biaya rapat dan lain-lain.

Presiden juga yang berhak mengangkat menteri, ribuan pejabat tinggi BUMN dan lain-lain. Presiden juga berhak mendapat fasilitas sambutan yang meriah dalam kunjungan-kunjungan di dalam negeri.

Siapa yang tidak senang bila berpidato diliput televisi dan puluhan media massa terkemuka di tanah air. Siapa yang tidak senang kemana-mana disambut meriah dan pidatonya diberi tepuk tangan. Siapa yang tidak senang bisa memberi atau membagi proyek-proyek negara bernilai trilyunan atau milyaran kepada pihak-pihak yang diinginkannya. Siapa yang tidak senang keluarganya mendapat pengamanan dan fasilitas-fasilitas mewah dalam kehidupan sehari-harinya.

Maka presiden Indonesia sejak Soekarno, hingga kini Jokowi tidak ada yang mau mundur. Soekarno dipaksa lengser oleh MPRS. Soeharto dipaksa mundur oleh demontrasi besar mahasiswa, gedung DPR/MPR diduduki dan Jakarta dibakar. Dan Gus Dur dipaksa lengser oleh Sidang MPR.

Jadi meminta mundur Jokowi sebelum 2024, seperti mimpi di siang bolong. Selain Jokowi yang menolak, para pejabat di sekelilingnya pun mati-matian menolak. Karena kalau Jokowi mundur, maka ribuan orang yang diangkat Jokowi juga kemungkinan besar akan dilengserkan.

1 2Laman berikutnya

Artikel Terkait

Back to top button