NUIM HIDAYAT

Jadilah Pejuang Islam

Bila anak muda Islam ditanya, kalau dewasa nanti mau jadi apa mungkin jawabannya macam-macam. Ada yang ingin jadi presiden, menteri, gubernur, insinyur, dokter, arsitek dan lain-lain. Jarang mereka yang menjawab ingin jadi pejuang Islam.

Padahal kalau kita lihat generasi awal Islam yang membuat peradaban Muslim hebat, karena mereka hampir semua jadi pejuang Islam. Abu Bakar, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib adalah pejuang Islam di garis depan.

Pejuang Islam mestinya jadi cita-cita pokok anak muda Islam, apapun profesinya. Anda boleh jadi dokter, tapi dokter pejuang Islam. Boleh jadi presiden, presiden pejuang Islam. Silakan jadi insinyur, insinyur pejuang Islam.

Islam mesti diperjuangkan. Bila tidak, maka ia akan kalah dengan kaum kafir. Karena kaum kafir juga memperjuangkan kekafirannya. Mereka tiap hari menyusun agenda-agenda untuk memurtadkan umat Islam atau memperbanyak generasi kafir yang berkualitas.

Pertempuran antara Islam vs kafir ini berlangsung sejak zaman Rasulullah Saw. Saat Rasulullah masih hidup, Rasul bukan hanya dicaci, difitnah atau diperangi tapi beliau mau dibunuh. Beberapa kali percobaan pembunuhan kepada Rasulullah gagal. Beberapa sahabat dibunuh kaum kafir ketika Rasulullah di Makkah maupun Madinah.

Puluhan perang dengan orang kafir terjadi di masa Rasul. Beliau memimpin perang langsung melawan kaum kafir sebanyak 27 kali. Tidak ada rasa gentar atau pesimis, Rasulullah dengan para sahabat dalam berperang dengan kaum kafir.

Kaum kafir memang yang memulai peperangan itu sejak di Makkah. Di Makkah karena belum berdiri negara Madinah dan juga karena pengikut Rasul masih sedikit, Rasul tidak membalas perang fisik yang dilancarkan kaum kafir saat itu. Tapi ketika di Madinah, setelah jumlah kaum Muslimin lumayan besar, Rasulullah membalas serangan orang-orang kafir.

Perang pertama yang besar adalah perang Badar. Dalam perang ini sebenarnya tidak seimbang. Kaum Muslim pasukannya hanya sekitar 300, sedang kaum kafir jumlahnya sekitar 1000 orang. Melihat jumlah kaum kafir yang besar itu Rasulullah berdoa sambil menangis memohon pertolongan dari Allah SWT. Pertolongan pun tiba, Allah menurunkan para malaikatnya untuk membantu kaum Muslim dalam perang itu. Perang akhirnya dimenangkan kaum Muslim dengan gemilang. Abu Jahal dan kawan-kawannya termasuk yang tewas saat itu.

Puluhan perang terus berlanjut saat itu. Perang Khandak, Perang Ahzab, Perang Khaibar dan lain-lain. Kaum Muslim banyak meraih kemenangan saat itu. Kecuali Perang Uhud kaum Muslim kalah. Kekalahan itu terjadi karena sebagian pasukan tidak patuh pada perintah Rasulullah. Selain itu sebagian pasukan itu ada yang tergiur dengan harta rampasan yang ditinggal kaum kafir sehingga meninggalkan pos-pos pertahanannya.

Setelah Rasulullah wafat, peperangan dengan kaum kafir berlanjut. Di masa pemerintahan Abu Bakar, Umar, Ustman dan Ali, peperangan terus berlangsung. Bahkan di masa Sayidina Ali terjadi peperangan antara kaum Muslim sendiri, tentu karena ‘rongrongan kaum Yahudi dan kaum munafik saat itu.’

Tahun 1123 M terjadi perang besar antara kaum kafir dan kaum Muslim di Palestina. Saat itu kaum kafir dari Eropa menyerbu kaum Muslim di Palestina. Dalam perang salib itu kadang kaum Muslim menang dan kadang kalah. Pada tahun 1187 kaum Muslim di bawah kepemimpinan Shalahuddin al Ayyubi memenangkan perang di sana, Shalahuddin bukan hanya menang perang, tapi menunjukkan toleransi yang tinggi kepada kaum kafir. Bila kaum kafir menang ribuan orang dibunuh tanpa ampun, ketika Shalahuddin menang ribuan orang diampuni dan tidak dibunuh.

Peperangan kaum kafir dengan kaum Muslim ini terus terjadi. Tahun 1490 an, kaum kafir dibawah Ratu Isabella dan Raja Ferdinand menyerbu kerajaan Islam di Andalusia. Ratusan ribu kaum Muslim terbunuh saat itu. Dan penyiksaan yang dilakukan kaum kafir (inkuisisi), begitu kejamnya sehingga pimpinan Katolik tertinggi di dunia akhirnya minta maaf atas kejadian itu.

Puncak dari peperangan kaum kafir dengan kaum Muslim adalah penghancuran Khilafah Islam di Turki pada 1924. Saat itu kaum kafir bersekongkol dengan kaum munafik di Turki dalam menghancurkan kekhilafahan Islam. Mereka sukses dan akhirnya negeri-negeri Islam terpecah belah karena tidak ada ‘kepemimpinan utama’ dalam dunia Islam.

1 2 3 4 5Laman berikutnya

Artikel Terkait

Back to top button