Jangan Mimpi Menang, Bila Berpecah Belah

Banyak kaum Muslim yang memimpikan persatuan umat Islam. Baik tingkat nasional maupun internasional. Pecah belah kaum Muslim di tingkat nasional, menjadikan pemimpin yang memimpin negara terus menerus sekuler. Sedangkan keterpecahan dalam tingkat internasional, menjadikan negeri-negeri Muslim senantiasa dizalimi oleh kaum kafir. Mulai dari Irak, Myanmar, Gaza dan sebagainya.
Dalam masalah persatuan umat ini, seringkali ada kelompok yang menyatakan bahwa perpecahan umat Islam adalah sunnatullah. Karena Rasulullah Saw menyatakan, “Orang-orang Yahudi telah berpecah belah dalam tujuh puluh satu kelompok dan Nashora berpecah belah menjadi tujuh puluh dua kelompok serta umat ini akan pecah menjadi tujuh puluh tiga kelompok.” (HR al-Tirmidzi).
Dengan dalil ini maka usaha untuk menyatukan umat katanya sia-sia. Padahal dalam hadits itu Rasulullah tidak menyebut kelompok mana yang paling besar jumlahnya. Boleh jadi yang 72 itu adalah kelompok-kelompok kecil, yang satu yang dijamin selamat oleh Allah adalah kelompok yang besar.
Baca juga: Persatuan untuk Kemakmuran Umat
Menyatakan bahwa perpecahan adalah sunnatullah adalah ngawur. Kenapa? Karena Al-Qur’an yang mulia menyerukan persatuan umat. Al-Qur’an mengecam perpecahan di kalangan umat Islam. Allah SWT berfirman,
وَاعْتَصِمُوْا بِحَبْلِ اللهِ جَمِيْعًا وَلاَ تَتَفَرَّقُوْا [ آل عمران : 103 ]
“Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai-berai,” (QS. Al Imran: 103)
وَلاَ تَنَازَعُوْا فَتَفْشَلُوْا وَتَذْهَبَ رِيْحُكُمْ [ الأنفال : 46 ]
“dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu.” (QS. Al Anfal: 46)
وَلاَ تَكُوْنُوْا كَالَّذِيْنَ تَفَرَّقُوْا وَاخْتَلَفُوْا مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَتْهُمُ الْبَيِّنَاتُ [ آل عمران: 105 ]
“Dan janganlah kamu menyerupai orang-orang yang bercerai-berai dan berselisih sesudah datang keterangan yang jelas kepada mereka.” (QS. Al Imran: 105)
وأَنَّ هَذَا صِرَاطِيْ مُسْتَقِيْمًا فَاتَّبِعُوْهُ وَلاَ تَتَّبِعُوْا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيْلِهِ [ الأنعام : 153 ]
“dan bahwa (yang Kami perintahkan) ini adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia; dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai-beraikan kamu dari jalan-Nya.” (QS. Al An’am: 153)
Dalam sejarahnya yang panjang, umat Islam juga pernah bersatu. Mulai dari kepemimpinan Rasulullah Saw di Madinah sampai Khilafah Utsmaniyah di Turki (1924). Di masa Rasul, suku-suku yang biasa berperang dipersatukan dengan ukhuwah Islamiyah. Sahabat-sahabat yang mengikuti Rasulullah terdiri dari berbagai suku. Mereka bersatu di bawah panji Rasulullah puluhan tahun dalam menghadapi peperangan yang dilancarkan kaum kafir saat itu.