NASIONAL

Jenderal Polisi Dubai Serukan Invasi Qatar dan Rekonsiliasi dengan Israel

Dubai (SI Online) – Kepala Keamanan dan Kepolisian Dubai, Jenderal Dhahi Khalfan, memicu kontroversi setelah menyerukan negara-negara Arab menginvasi Qatar dan melakukan normalisasi hubungan dengan Israel.

Seruan itu disampaikan sang jenderal via Twitter dan memicu kecaman.

Dubai adalah bagian dari Uni Emirat Arab (UEA), negara yang bersama Arab Saudi, Bahrain dan Mesir memutus semua hubungan diplomatik, perjalanan dan perdagangan dengan Qatar pada 2017. Alasannya, Doha dituduh mendukung terorisme. Namun, tuduhan itu telah dibantah.

Keempat negara Arab itu kemudian mengajukan daftar tuntutan yang harus dipenuhi Qatar dalam waktu 10 hari, termasuk memutus hubungan diplomatik dengan Iran dan menutup kantor berita Al-Jazeera dan saluran-saluran afiliasinya serta gerai-gerai lain yang didanai oleh Qatar.

“Invasi Arab ke Qatar…dan penangkapan seorang anak laki-laki…akan mengakhiri banyak masalah…menyerahkan keputusan Qatar kepada seseorang yang pantas mendapatkannya dan melakukan rekonsiliasi dengan Israel…dan semuanya akan berakhir,” bunyi tweet Jenderal Khalfan via akun @Dhahi_Khalfan tertanggal 6 Juni 2020. Anak laki-laki yang dimaksud Khalfan dalam tweet-nya tersebut adalah istilah untuk menyebut Qatar sebagai negara kecil.

Banyak pihak melalui Twitter mengecam seruan invasi tersebut. Pengguna akun @alhasan454bder berkomentar; “Jika keberanian berarti bagi Anda, Anda tidak akan berbicara tentang mobilisasi negara-negara Arab di negara yang Anda katakan sangat kecil. Kekurangan ini Anda tidak bisa dibuat untuk menggunakan janjaweed…”.

Janjaweed adalah milisi yang bertempur dengan kelompok pemberontak di Darfur, Sudan.

Pengguna akun @Ahmad_alqaqbari menulis; “Ketika Anda menyerukan invasi ke Qatar yang sangat kecil, ini adalah pengakuan bahwa keempat ‘negara pemblokade’ telah gagal untuk mencoba dan menyerang Qatar dan mereka membutuhkan aliansi yang lebih besar lagi. Secara keseluruhan, Ibn Zayed tahu Qatar tidak membeli senjata dan misil untuk ditempatkan di museum,” ujarnya, merujuk Putra Mahkota Abu Dhabi Mohammed bin Zayed Al-Nahyan.

Tweet jenderal polisi Dubai itu direspons serius oleh para pejabat Qatar. Seorang pejabat dengan akun Twitter @ALThani_M berkomentar; “Bagaimana Twitter mengizinkan tweet seperti itu, yang merupakan ancaman yang jelas dan eksplisit bagi keamanan sebuah negara? Akankah kita melihat tindakan apa pun dari Twitter atau akankah mereka menutup mata terhadap hal ini dan tweet serupa lainnya yang tidak diperhatikan?.

Sebelumnya, pada awal pekan ini, Khalfan juga memicu kontroversi dengan menyerukan normalisasi hubungan dengan Israel.

Dalam sebuah tweet, Khalfan menyatakan, “Tidak mengakui Israel tidak ada artinya, Israel adalah negara yang dibangun di atas pengetahuan, kemakmuran, dan hubungan dengan semua negara maju. Siapa Anda untuk tidak mengakui negara dengan status internasional Israel….”

Dalam tweet lain, Khalfan menyerukan penggunaan istilah “teman Israel” ketimbang “musuh Israel”.

“Alih-alih menggunakan istilah musuh Israel, gunakan istilah teman Israel…apa masalahnya?,” tulis dia.

Khalfan sebelumnya telah menyebabkan kontroversi online ketika dia meminta Doha untuk menyerahkan status tuan rumah Piala Dunia.

sumber: sindonews.com

Artikel Terkait

Back to top button