NASIONAL

Jumat Terakhir Ramadhan, FUI: Harusnya Masjid Sudah Dibuka

Jakarta (SI Online) – Sekjen Forum Umat Islam (FUI) KH Muhammad al Khaththath mengingatkan untuk meninjau kembali kebijakan menutup masjid untuk shalat berjamaah. Apalagi, Jumat ini (22/6) adalah Jumat terakhir di bulan Ramadhan.

“Jumat ini adalah Jumat terahir di Ramadhan tahun 1441 H, kenapa ini saya ingatkan, karena sebagian pengurus masjid dan jamaahnya sudah sekian kali tidak shalat Jumat, padahal shalat Jumat di bulan Ramadhan pahalanya seperti 70 kali shalat Jumat di bulan lainnya,” kata Ustaz al Khaththath dalam videonya di FUI Channel, Kamis (21/5/2020).

Ia menjelaskan, shalat Jumat adalah sebuah kewajiban yang perintahnya langsung dari Allah, shalat Jumat juga sebagai syiar Islam yang wajib diagungkan.

“Memang Corona itu ada, tetapi kita tidak harus mengikuti protap dari WHO, apakah kita tidak khawatir terkena hadis Nabi: “Sungguh kalian akan mengikuti jalan orang-orang sebelum kalian sejengkal demi sejengkal dan sehasta demi sehasta sampai jika orang-orang yang kalian ikuti itu masuk ke lubang dhob (yang sempit sekalipun, -pen), pasti kalian pun akan mengikutinya.” Kami (para sahabat) berkata, “Wahai Rasulullah, apakah yang diikuti itu adalah Yahudi dan Nashrani?” Beliau menjawab, “Lantas siapa lagi?”

“Artinya kita diharamkan jika hanya menurut begitu saja kepada mereka, dan kita tahu WHO itu sejatinya siapa,” kata al Khaththath.

Menurutnya, boleh saja mereka (WHO) membuat protokol Covid-19 tetapi kita bangsa merdeka yang punya hak untuk menentukan, dan umat Islam harus mengikuti petunjuk Allah dan Rasul-Nya.

“Kita tidak tahu wabah Covid-19 ini alami atau bukan, banyak video yang menyatakan ini buatan. Kita tidak tahu, yang pasti Corona itu ada, tetapi apakah cara penanganannya harus selalu memgikuti WHO? Tidak, kita harus punya cara tersendiri,” menurut al Khaththath.

Kata dia, umat Islam wajib berikhtiar untuk menyelamatkan bangsa ini dari pandemi Corona, banyak pilihan dari lockdown sampai herd immunity.

“Fakta sudah diterapkan PSBB tetapi itu tidak efektif, karena satgas Covid-19 pun mengadakan konser, dan itu tidak mengikuti social distancing. Lalu kenapa kemudian masjid ditutup, padahal menutup masjid itu bisa terkena ayat: Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang menghalanghalangi menyebut nama Allah dalam masjid-masjid-Nya,” tuturnya.

Menurut Ustaz al Khaththath, solusinya ialah mendekatkan diri kepada Allah, dengan membuka masjid kembali tentunya dengan protokol kesehatan.

“Ini Jumat terakhir, kalau tidak shalat berarti kita kehilangan, dan kalau kita tidak berjumpa Ramadhan lagi apa tidak menyesal di akhirat, mumpung masih di dunia saya memperingatkan karena sayang. Dan saya melihat fatwa MUI diekspolitasi karena tidak jelas mana daerah yang terkendali dan yang tidak, itu diserahkan kepada satgas sementara kita belum tahu cara kerja satgas, belum transparan dasarnya seperti apa,” ungkapnya.

Meski demikian, Ustaz al Khaththath mengaku sedang berpikir keras bagaimana melakukan perubahan, bagaimana red zone menjadi green zone.

“Sebelumnya saya juga pernah mengusulkan agar mantan Menkes Siti Fadilah dibebaskan dan diminta membantu masalah ini karena beliau punya pengalaman menangani kasus flu burung. Atau ada cara lain berdasarkan herd immunity, karena pasien yang dirawat di RS itu mengandalkan imunitas,” ujarnya.

Sementara itu WHO juga belum menghasilan vaksin, beredar informasi masih menunggu satu tahun lagi. “Dan kalau PSBB diterapkan selama itu pula, apakah kita akan meninggalkan shalat berjamaah selama satu tahun?” tanyanya.

“Semoga Allah berkenan membersihkan udara Indonesia dan seluruh muka bumi dari bahaya Covid-19, dan kita ikuti perintah Allah, tetaplah shalat Jumat untuk mengikuti perintah Allah. Semoga Allah Swt merahmati kita semua dan mudah-mudahan Indonesia menjadi negara yang berjaya karena beriman dan bertakwa kepada Allah Swt,” tandas Ustaz al Khaththath.

red: adhila

Penjelasan selengkapnya ada dalam Video berikut:

Artikel Terkait

Back to top button