SIRAH NABAWIYAH

Kabar Gembira Kemenangan Kaum Muslimin

Alif laam Miim. Telah dikalahkan bangsa Rumawi di negeri yang terdekat dan mereka sesudah dikalahkan itu akan menang dalam beberapa tahun lagi. Bagi Allah-lah urusan sebelum dan sesudah (mereka menang). Dan di hari (kemenangan bangsa Rumawi) itu bergembiralah orang-orang yang beriman, karena pertolongan Allah. Dia menolong siapa yang dikehendakiNya. Dan Dialah Maha Perkasa lagi Penyayang. (QS. Ar Ruum: 1-5)

Taktala meletus perang antara Rumawi dengan Persia, maka orang-orang kafir di Makkah berharap agar bangsa Persia yang memenangkan pertempuran. Sebaliknya, kaum Muslimin berharap bangsa Rumawi yang memenangkan. Saat itu bangsa Rumawi adalah satu bangsa yang beragama Nasrani yang mempunyai kitab suci sedang bangsa Persia adalah beragama Majusi, menyembah api dan berhala (musyrik). Kedua bangsa itu saling perang memerangi.

Ketika tersiar berita kekalahan bangsa Rumawi oleh bangsa Persia, maka kaum musyrik Mekah menyambutnya dengan gembira karena berpihak kepada orang musyrikin Persia. Sedang kaum Muslimin berduka cita karenanya. Kemudian turunlah ayat di atas yang menerangkan bahwa bangsa Rumawi sesudah kalah itu akan mendapat kemenangan dalam masa beberapa tahun saja.

Hal itu benar-benar terjadi. Hanya selang tujuh tahun, bangsa Rumawi akhirnya berhasil mengalahkan bangsa Persia. Dalam ayat tersebut Allah juga memberikan kabar gembira akan kemenangan orang-orang Mukmin dengan pertolongan-Nya.

Dari waktu ke waktu Rasulullah Saw terus menyampaikan kabar kemenangan ini kepada umat Islam di Makkah. Jika musim haji datang, beliau berdiri mendatangi para kabilah di Pasar Ukazh, Majannah dan Dzil Majaz untuk menyampaikan risalah Islam, seraya mengatakan, “Wahai sekalian manusia, uzapkanlah la ilahailallah, niscaya kalian kan beruntung, dapat menguasai bangsa Arab dan orang-orang non-Arab pun akan tunduk kepada kalian. Jika kalian mati, maka kalian akan menjadi raja di Surga.”

Rasululah Saw pernah menolak tawaran Utbah bin Rabiah, yang hendak mengadakan tukar menukar agama yang beliau sebarkan dengan segala kesenangan dan kekayaan dunia. Beliau juga tidak mengabulkan permintaan utusan terakhir yang datang kepada Abu Thalib. Beliau tegaskan kepada mereka bahwa satu kata saja yang mereka ucapkan tentu semua bangsa Arab akan tunduk kepada mereka dan orang-orang non-Arab dapat mereka tundukkan.

Khabab bin Al-Arrat berkata, “Aku menemui Nabi Saw yang sedang bergayut pada kainnya, berlindung di samping Ka’bah. Saat-saat itu kami mendpat siksaan dari orang-orang Musyrik. Aku bertanya, “Mengapa engkau tidak berdoa kepada Allah?”

Lalu beliau duduk dengan wajah bersemu merah, lalu bersabda, “Orang-orang sebelum kalian pernah ada yang disisir dengan sisir besi, ditusuk hingga ke tulang merusak daging dan urat-uratnya, namun hal itu tidak membuatnya beralih dari agamanya. Tetapi berharaplah benar-benar kepada Allah untuk kemanangan agama ini, hingga rombongan kafilah bisa berlalu dari Shan’a hingga Hadramaut tanpa rasa takut kecuali kepada Allah. Rawi hadits ini menambahi penjelasan, “Dan serigala tidak memangsa domba-dombanya.” Dalam riwayat lain disebutkan, “tetapi kalian terburu-buru.” (HR Imam Bukhari).

Kabar gembira ini tidak hanya samar-samar dan tersembunyi, tetapi jelas dan nyata, juga diketahui orang-orang kafir sebagaimana orang-orang Muslim yang mengetahuinya secara jelas. Sehingga Al-Aswad bin al-Muththalib dan teman-temannya ketika berbincang suka menyindir sahabat Nabi saw yang berjalan dekat mereka dengan berkata, “Raja-raja dunia sedang menghampiri kalian. Mereka akan mengalahkan raja-raja Kisra dan Kaisar.” Setelah itu mereka bersiul-siul dan bertepuk tangan mengejek.

Dengan adanya kabar gembira tentang hari esok yang gemilang di dunia, disertai harapan untuk mendapatkan keberuntungan di surga pada akhirnya, maka para sahabat memandang berbagai macam tekanan yang menimpa mereka dari segala penjuru dan cobaan yang mengepung mereka dari segala sisi, hanya sekedar sebagai riak-riak awan pada muslim kemarau, yang terlalu cepat sinarnya.

Belakangan, semua janji kemenangan atas kaum Muslimin itu benar-benar terbukti. Makkah, dapat ditaklukkan. Orang-orang non-Muslim tunduk terhadap pemerintahan Islam. Persia jatuh ke tangan kaum Muslimin di masa pemerintahan Umar bin Khaththab. Sementara Rumawi berhasil dikalahkan oleh tentara kaum Muslimin dibawah pimpinan Sultan Muhammad Al Fatih. Janji Allah dan Rasul-Nya benar-benar nyata terbukti. Subhanallah, walhamdulillah, wallahu akbar!.

(shodiq ramadhan)

Artikel Terkait

Back to top button