SOSOK

Kak Seto: Setiap Anak Memiliki Keunikan

Jakarta (SI Online) – Gerakan Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat telah digulirkan  Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Prof. Dr. Abdul Mu’ti pada Desember 2024 lalu.

Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat itu ialah bangun pagi, beribadah, berolahraga, gemar belajar, makan makanan sehat dan bergizi, bermasyarakat, dan istirahat cukup dengan tidur cepat.

Gerakan ini diluncurkan, menurut Mu’ti, dalam rangka mendukung  program wajib belajar 13 tahun. Ia menilai perlu membangun anak-anak muda yang kuat dalam religiusitas dan spiritualitas, sehingga senantiasa mampu menghadapi tantangan di masa depan yang tidak semakin ringan, terutama kaitannya dengan persoalan dekadensi moral.

Sahabat Anak, Prof. Dr. Seto Mulyadi, yang  akrab dipanggil Kak Seto, menilai tujuh  kebiasaan anak Indonesia hebat itu sangat penting. Selain menjadi kebiasaan sehari-hari, ia juga menerapkan di sekolah-sekolah rumahan yang diasuhnya.

Selain menginisiasi berdirinya Komisi Nasional Perlindungan Anak dan terpilih sebagai ketua pertama pada tahun 1998, Seto Mulyadi juga pernah sebagai  anggota Badan Standar Nasional Pendidikan periode pertama 2005-2009, ia berharap gerakan ini bisa bersinergi antara perlindungan anak dan pendidikan.

Menurut pengamatannya kekerasan anak tanpa sadar banyak terjadi di sekolah-sekolah mengatasnamakan pendidikan. Sebagai contoh kasus di Lebak Bulus anak membunuh bapaknya dan neneknya. Itu akibat penekanan pelajaran pada iptek, serba kognitif mengabaikan etika dan estetika membuat anak-anak tertekan. Etika soal ahklak mulia, sedang estetika soal keindahan cara berkomunikasi.

Berikut petikan wawancara dengan Kak Seto seputar anak, pendidikan dan program Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat:

Ada yang menganggap generasi sekarang ini generasi strawberry, kurang tahan banting menghadapi tantangan dan tekanan, apa pendapat Anda?

Ya, yang sering dilupakan kalau kita perhatikan isi pendidikan kita yang pertama  itu bukan iptek, justru nomor satu oleh kementerian pendidikan adalah etika, yang kedua estetika, yang ketiga baru iptek. Keempat ada unsur kreativitas, ada unsur senang bersahabat dan lain sebagainya.

Anak yang pintar matematika sering dianggap lebih hebat daripada yang sopan santun dan ramah.  Jadi nomor satu adalah akhlak mulia, kedua kebhinekaan global, menghargai perbedaan, kreativitas, juga berpikir kritis.

Anak-anak yang dibilang strawberry itu nggak tahan mental, ngambekan, putus asa ambil jalan pintas. Kecerdasannya hanya kecerdasan kognitif saja, tidak ada kecerdasan emosional, juga tidak ada kecerdasan spiritual.

1 2 3Laman berikutnya

Artikel Terkait

Back to top button