SUARA PEMBACA

Kapitalisasi Pendidikan Berbuah Perundungan

Sejarah mencatat dengan tinta emas bahwa sepanjang Kekhilafahan Islam tegak, anak-anak tidak pernah luput mendapatkan pendidikan gratis yang berkualitas, baik kaya maupun miskin, baik Muslim maupun non-Muslim. Beberapa lembaga pendidikan yang berada dalam naungan Daulah Islam kala itu di antaranya adalah Nizhamiyah di Baghdad pada tahun 1067 hingga 1401; Al-Azhar di Mesir pada tahun 975 hingga sekarang; Al-Qarawiyin di Fez, Maroko pada tahun 859 hingga sekarang, dan Sankore di Timbuktu, Mali pada tahun 989 hingga sekarang.

Daulah Islam terbukti mampu mewujudkan pendidikan gratis yang berkualitas, karena ditopang oleh sistem keuangan yang kokoh, yakni Baitulmal. Adapun pemasukan Baitulmas bersumber dari tiga pos, yakni pos kepemilikan umum, pos kemilikan negara, dan pos zakat. Pos kepemilikan umum berasal dari hasil pengelolaan sumber daya alam, sedangkan pos kepemilikan negara berasal dari jizyah, fai, kharaj, ganimah, dan sebagainya. (Taqiyuddin An-Nabhani, An-Nizhaam al-Iqtishaadi).

Inilah kecemerlangan penyelenggaraan pendidikan dalam naungan sistem Islam. Sistem pendidikan yang mustahil menciptakan jurang kesenjangan bagi rakyat dalam mengakses pendidikan. Sungguh bertolak belakang dengan penyelenggaraan pendidikan dalam naungan sistem kapitalisme yang berbuah segudang problematika. Sungguh, inilah sistem pendidikan yang dirindukan dan dibutuhkan umat saat ini. Wallahu’Alam bissawab. []

Jannatu Naflah, Praktisi Pendidikan

Laman sebelumnya 1 2

Artikel Terkait

Back to top button