Kapitalisasi Pendidikan di Indonesia
Kapitalisme yang bertumpu pada manfaat materi menjadikan sistem pendidikan lebih menitik beratkan pada materi ajar yang bisa memberikan manfaat materiil termasuk memenuhi keperluan dunia usaha. Pendidikan akhirnya lebih menitikberatkan pada penguasaan sains teknologi dan keterampilan. Prestasi dan keberhasilan pendidikan pun hanya diukur dari nilai-nilai akademis, tanpa memperhatikan bagaimana keimanan, ketakwaan, akhlak, perilaku, kepribadian dan karakter anak didik. Itulah yang dibuktikan selama proses UN (Ujian Nasioanal). Bukan hanya siswa, namun sampai orang tua bahkan guru dan pihak sekolah melakukan berbagai cara termasuk kecurangan untuk mengejar nilai-nilai akademis.
Peran orang tua dan para pendidik yaitu guru juga sangat jauh dari yang diharapkan. Orang tua sebagai pendidik utama bagi anak-anaknya harusnya lebih berperan optimal, tidak seperti yang terjadi saat ini, orang tua justru sibuk dengan urusannya sendiri mencari materi dan menyerahkan sepenuhnya kepada guru-guru di sekolah. Guru-guru pun kebanyakan hanya menggugurkan kewajiban mengajarnya saja tidak berusaha menyatu dengan pemikiran dan perasaan para murid. Banyak kejadian tragis gara-gara gagal UN karena kurangnya perhatian dari semua pihak. Terutama pihak pemerintah.
Pendidikan seharusnya menjadi hak rakyat dan dijamin sepenuhnya oleh negara. Dalam Islam pendidikan merupakan kebutuhan primer yang wajib di jamin oleh negara. menjadi hak dasar bagi setiap warga negara selain dari hak akan pangan, sandang, papan, kesehatan dan keamanan. Pendidikan adalah hal yang sangat penting dalam Islam karena menuntut ilmu adalah sebuah kewajiban bagi setiap individu muslim. Hadist Rasul: “Menuntut ilmu itu wajib atas setiap muslim.” (Shahih, HR. Baihaqi dan lainnya dari Anas dan lainnya. Dishahihkan Al Albani, lihat Shahihul Jami’ no. 3913).
Islam juga sangat menghargai pendidikan bahkan negara juga memberikan penghargaan pula bagi pelajar yang mampu membuat buku diberi reward berupa emas seberat tebal buku hasil karyanya. Subhanallah, luar biasa! belum lagi negara juga memfasilitasi apa-apa yang dibutuhkan pelajar untuk menunjang perkembangan keilmuannya seperti gedung yang memadai, laboratorium, perpustakaan yang memadai, dan fasilitas-fasilitas penunjang lainnya, sehingga dengan terselenggaranya pendidikan seperti ini generasi yang lahir akan mampu menjadi penopang tegaknya peradaban yang maju dan mulia.
Sistem pendidikan Islam berlandaskan akidah Islam. Aspek keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia akan menjadi fokus yang ditanamkan pada anak didik. Halal dan haram akan ditanamkan menjadi standar bagi seluruh perbuatan. Dengan begitu anak didik dan masyarakat nantinya akan selalu mengaitkan peristiwa dalam kehidupan mereka dengan keimanan dan ketakwaannya. Tujuan membentuk anak didik yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia, memiliki karakter, menguasai sains teknologi dan berbagai keterampilan yang diperlukan dalam kehidupan hanya bisa diwujudkan melalui sistem pendidikan Islam. Sistem pendidikan Islam memang bertujuan untuk mewujudkan hal itu. Dan ini sesuai dengan yang tertuang dalam UU No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas yaitu terwujud pendidikan yang mampu mencetak generasi yang beriman dan bertaqwa serta menguasai ilmu dan teknologi.
Sudah saatnya kita menengok kembali kejayaan Islam dan masa kegemilangan dunia pendidikan pada masa kekhilafahan kurang lebih 14 abad lamanya. Seperti pada masa kejayaan khalifah Harun Al-Rasyid, dimana telah melahirkan ilmuwan dan pakar yang hebat dalam berbagai bidang. Sebut saja Bidang filsafat: al-Kindi, al-Farabi, Ibnu Bajah, Ibnu Tufail, Ibnu Sina, al-Ghazali, Ibnu Rusyid. Kedokteran: Jabir ibnu Hayan, Hunain bin Ishaq, Tabib bin Qurra, Ar-Razi. Matematika: al-Khawarizmi. Astronomi: al-Fazari, al-Battani, dan sebagainya.
Berusaha kembali pada sistem Islam dan mengganti sistem kapitalisme dalam kehidupan saat ini adalah suatu keniscayaan dan suatu kewajiaban bagi setiap muslim. Agar Islam bisa kembali mengulang kejayaanya, menjadi umat yang terbaik ( QS. Ali Imron: 110). Berdakwah dan berjuang menegakkan kembali Khilafah Islam, sebagai satu-satunya solusi atas problem kehidupan termasuk sistem pendidikan. Karena Islam adalah rahmat bagi seluruh alam. Tentu, hal ini tidak mudah, harus ada kerjasama dari setiap elemen masyarakat, tapi bukan hal yang sulit apalagi Indonesia adalah negara yang berpenduduk muslim terbesar di dunia. Pertolongan dan janji Allah akan tiba. Yakinlah!
Nunung Nurlaela
(Dosen STEI Hamfara Yogyakarta)