NASIONAL

Kasus HIV/AIDS di Jabar Tinggi, Sebab Utamanya LGBT

Bandung (SI Online) – Tingginya kasus infeksi HIV/AIDS di Jawa Barat membuat pemerintah provinsi melakukan sejumlah langkah mitigasi. Hingga September 2022 kasus HIV/AIDS tercatat sebanyak 57.134 kasus dan kasus kumulatif AIDS sebanyak 12.326

Menurut Asisten Pemerintahan, Hukum dan Kesejahteraan Sosial Jabar, Dewi Sartika, kasus tertinggi HIV/AIDS di Jabar saat ini adalah Kota Bandung (726 kasus), disusul Kota Bogor (557 kasus), Kota Bekasi (447 kasus), kemudian Kabupaten Indramayu, dan Kabupaten Bandung.

“Yang harus menjadi perhatian dari semua kasus tersebut 74 persennya diderita oleh kelompok laki-laki, dan 26 persen kelompok perempuan, dengan penyebab utamanya adalah hubungan sesama jenis, disusul pengguna narkotika,” ujar Dewi akhir pekan lalu.

Dari pendataan siha.kemkes.id, persentase penularan HIV/AIDS dikalangan homoseksual memang terus bertambah. Pada triwulan I 2018, jumlah penularan pada homoseksual dan heteroseksual masih setara pada 21 persen.

Kendati demikian, pada 2022, hingga Maret lalu sebanyak 30,2 persen penularan terjadi pada komunitas homoseksual dan transgender, sementara penularan pada heterosesksual menurun jauh menjadi 12,8 persen.

Dewi menjelaskan, mitigasi yang dilakukan pihaknya di antaranya dengan memberikan pendampingan kualitas hidup kepada penderita HIV/AIDS. Serta, penguatan lingkungan yang kondusif melalui kolaborasi pentahelix sebagai upaya pencegahan.

Pemprov Jabar, kata dia, mempunyai sejumlah program pencegahan dan penguatan bagi anak-anak penderita HIV/AIDS yang harus diselamatkan masa depannya.

“Mitigasi dan sejumlah program pencegahan HIV/AIDS terus kita perkuat. Saya harap kita tidak boleh lengah, khususnya terhadap penderita anak-anak karena kalau lengah akan kehilangan generasi emas 2045,” papar Dewi.

Saat ini, kata Dewi, pihaknya juga terus menguatkan peran kelembagaan bersama Dinas Kesehatan Jabar dalam mengingatkan dan mencari orang yang terkena HIV/AIDS untuk diberikan pengobatan.

Berdasarkan kelompok usia, kata dia, hampir 66 persen penderita HIV/AIDS di Jabar berusia produktif, yakni 25-49 tahun, kemudian 18,6 persen usia 20-24 tahun, dan 6,1 persen usia di atas 50 tahun.

Plt Kepala Dinas Kesehatan Jabar Nina Susana menambahkan, kasus kumulatif HIV di Jabar hingga September 2022 tercatat sebanyak 57.134 kasus dan kasus kumulatif AIDS sebanyak 12.326 Kasus.

1 2 3Laman berikutnya

Artikel Terkait

Back to top button