TELADAN

Kasus Narkoba Si Kaya dan Putra Khalifah Umar

Keadilan di negeri ini kembali diuji. Kasus narkoba yang menjerat Si Kaya mengundang tanya. Akankah keadilan ditegakkan?

Kasus penyalahgunaan narkoba yang menjerat figur publik Nia Ramadhani dan Ardi Bakrie menjadi sorotan publik. Terutama terkait penegakkan hukum atas keduanya. Meski polisi menjamin tidak ada perlakuan istimewa, namun publik terlanjur apatis. Pasalnya, peradilan di negeri ini kerap tumpul ke atas.

Pun demikian dengan kasus narkoba yang menjerat anak dan menantu politikus senior Partai Golkar Aburizal Bakrie. Indikasi adanya perlakuan istimewa telah terendus publik sejak konferensi pers penetapan tersangka. Keduanya tak dihadirkan ke hadapan wartawan, sebagaimana kasus narkoba lainnya.

Pengacara sekaligus pendukung Jokowi, Ruhut Sitompul pun mengritik lewat akun Twitternya. Ia mengungkapkan bahwa, semua sama di depan hukum. Kenapa dalam konferensi pers pasutri tersebut tidak dihadapkan kepada wartawan agar bisa diliput dan ditonton masyarakat seperti kasus-kasus public figure lainnya. (tirto.id, 12/07/2021)

Tak hanya itu, permohonan rehabilitasi pun langsung dikabulkan. Padahal pengguna narkoba lainnya langsung masuk bui. Pasutri tersebut kini sedang menjalani rehabilitasi di Badan Narkotika Nasional (BNN) Pusat sejak 11 Juli 2021. (kompas.com, 11/07/2021)

Meski polisi mengatakan proses hukum akan tetap dilanjutkan meski tengah menjalani rehabilitasi, publik ragu. Akankah ini terealisasi?

Mencari Jarum dalam Jerami

Mencari keadilan di negeri ini seakan mencari jarum dalam jerami. Sangat sulit dan melelahkan. Bahwa semua sama di mata hukum, nyatanya cuma jargon belaka. Berulang kali hukum mempertontonkan ketidakadilan. Ketika kasus menjerat si kaya atau kalangan pejabat dan politisi, hukum seakan tak bergigi. Sebaliknya, bila kasus menjerat si miskin atau kalangan ordinary people, hukum menjelma bak malaikat maut yang tak kenal ampun.

Peradilan dalam sistem kapitalisme sekuler sejatinya takkan pernah mampu memberi keadilan. Karena dalam sistem ini hukum tunduk pada kalangan berduit. Si kaya dengan mudah membeli keadilan. Adapun si miskin kerap menjadi korban ketidakadilan.

Sekulerisme yang melandasi sistem ini pun telah melahirkan para penegak hukum yang korup. Mereka tak segan menjatuhkan sanksi berat bagi rakyat jelata. Tak malu melonggarkan hukum untuk kaum borju. Maka, bagaimana rakyat akan percaya jika keadilan di negeri ini nyata adanya?

Keadilan dalam Islam itu Nyata

Bila dalam sistem kapitalis sekuler keadilan hanya ilusi, maka dalam Islam itu nyata. Rasulullah Saw bersabda:

“Sesungguhnya yang telah membinasakan umat sebelum kalian adalah jika ada orang terhormat dan mulia di antara mereka mencuri, mereka tidak menghukumnya. Sebaliknya jika orang rendahan yang mencuri, mereka tegakkan hukuman terhadapnya. Demi Allah, bahkan seandainya Fatimah putri Muhammad mencuri, niscaya aku sendiri yang akan memotong tangannya!”. (HR. Bukhari dan Muslim)

Hadis tersebut menjadi jaminan bahwa penegakkan hukum dalam sistem Islam tidak pandang buluh. Keadilan pun terus ditegakkan oleh para khalifah.

1 2Laman berikutnya

Artikel Terkait

Back to top button