Kasus Rempang: Akankah Jokowi Bakal Dipenjara seperti Najib?
Kedelapan; Sebagai peringatan kepada petinggi negara lainnya dan kita semua bahwa pangkat, jabatan, harta dan kedudukan semuanya adalah milik Allah yang setiap waktu bisa diambil-Nya kembali.
Untuk itu gunakanlah ia untuk mencapai ridha Allah sebaik mungkin. Presiden, Perdana Menteri, Para Menteri dan petinggi negara lainnya secara automatik akan diganti semuanya. Kehidupan mereka akan bertukar secara total.
Yang selama ini ada sopir, pengawal, pakai kenderaan, rumah, perhiasan mewah, disanjung, dipuji, diiyakan setiap ucapannya, sekarang semua akan berubah setelah tidak menjabat lagi. Mungkin bank akan menarik kenderaan, rumah, perhiasan mewah yang mereka hutang selama ini. Atau sebahagian mereka akan hidup dalam penjara yang penuh dengan penderitaan dan kesakitan.
Tiada lagi gelak ketawa, senyum sombong angkuh dan bongkak yang selama ini mereka perlihatkan. Tiada lagi kaki ampu, bodek, penjilat pemimpin. Kata-kata mereka tidak akan didengar lagi dan sejarah mereka akan jadi contoh buruk dan pengajaran buruk untuk generasi akan datang. Orang yang tiada iman akan mengalami tekanan jiwa, sementara yang kuat imannya menganggap ia sebagai sebuah cobaan saja.
Kesembilan; Para ahli akademik yang menjilat dan tidak profesional akan malu muka dan tidak berani muncul lagi setelah rejim jatuh. Banyak para pengamat ahli akademik yang bersikap asal bapak senang dengan mengemukakan hujah yang subjektif dan cenderung mendukung pemerintah sebelum ini akan tamat riwayat akademik mereka. Di Universiti mereka akan dianggap tidak berintegriti yang tidak akan di dengarkan lagi bicaranya.
Masih saya ingat lagi beberapa Profesor, ahli akademik, pengamat politik yang menjilat pemerintah dalam acara di Astro, TV 3 dan sebagainya walaupun hasil hitungan suara mengatakan partai Najib telah kehilangan kuasa malam itu.
Kesepuluh; Media haruslah objektif bukan untuk mencari populeritas keuntungan sementara. Berbagai media yang pro pemerintah selama ini telah ditinggalkan oleh masyarakat sehingga diperkirakan media-media tersebut akan rugi dan atau akan menjadi penjilat kepada tuan mereka yang baru pula.
Ketika itu netizen Malaysia menamakan sebuah media sebagai tipu tiga atau netizen di Indonesia mengenal metrotipu yang sekarang semua mereka nampaknya sudah tobat nasuha.
Kesebelas; Petinggi negara harus menganggap kerja sebagai ibadah kepada Allah. Jangan melanggar hukum manusia dan hukum Allah. Kemungkinan akan banyak petinggi negara yang selama ini bertindak di luar kerangka konsep tria politica akan diganti selepas ini. Mereka yang korup, zalim dan menyalahgunakan kuasa akan segera dihukum dan diganti dengan mereka yang lebih baik.
Kedua belas; Pengusaha harus menghargai rakyat sebagai konsumen yang telah membuat mereka jadi kaya selama ini bukan penguasa ataupun partai. Para toke yang selama ini memberi orang politik biaya yang banyak untuk kampanye agar mereka dapat proyek pemerintah, akan rugi besar dan akan mengancam masa depan bisnes mereka selepas ini.
Ketiga belas; Jangan melawan guru karena dalam dunia persilatan dikatakan guru akan menyimpan satu dua ilmu yang tidak diajarkan sebagai senjata jika suatu hari muridnya melawan guru.
PM sebelum ini telah melawan gurunya dengan berbagai-bagai cara yang boleh dikatakan menderhaka pada guru. Walaupun PM yang lama telah berguru pada PM yang baru puluhan tahun lamanya, namun nampaknya sang guru tidak mengajarkan semua ilmunya.