RESONANSI

Kaum Muda dan Dakwah Damai Dewan Da’wah

“Ke depan kita perlu mengadakan pelatihan jurnalistik dan kepenulisan juga IT. Bila memungkinkan, perlu juga membentuk LAZ Dewan Da’wah”, ungkapnya.

Sebagai ketua pelaksana kegiatan ini saya menyampaikan tentang peranan pemuda dalam perubahan, terutama yang berwajah dakwah. Bagaimana pun, kaum muda adalah elemen penting yang tidak bisa dianggap sepele dan sebelah mata.

Bila kita menelisik, maka kita dapat memahami bahwa pada diri kaum muda terdapat tiga peranan penting yaitu, pertama, pelaku sejarah dan pencetus perubahan.

Dari sejarah peradaban Islam hingga peradaban non Islam, selalu menunjukan satu fakta bahwa pemuda adalah pelaku utamanya. Mereka adalah kekutan yang mampu melakukan berbagai hal besar dan penting dalam sejarah.

Secara khusus dalam sejarah peradaban Islam, kita bisa lihat bagaimana peranan nabi Ibrahim as, nabi Yusuf as, nabi Musa as, nabi Isa as, dan Rasulullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Mereka semua adalah pelaku sejarah yang sangat monumental dalam perjalanan umat manusia.

Pada perjalanan sejarah bangsa Indonesia, kaum muda juga memiliki kontribusi besar. Kala itu, kaum muda mengambil peranan dalam beragam bentuk dan cara. Mereka menyumbangkan gagasan, tenaga dan waktunya demi kemerdekaan sekaligus kokohnya Indonesia sebagai bangsa juga negara besar.

Mereka adalah Pak Mohammad Natsir, Bung Hatta, Pak Syahrir, Kiai Agus Salim dan masih banyak lagi yang lainnya. Tak sedikit dari para pendahulu juga yang turut menyumbangkan jiwa dan raganya demi keberlanjutan dakwah sekaligus perjalanan sejarah bangsa kita.

Kedua, penjaga moral umat dan bangsa. Kaum muda merupakan elemen yang akrab dengan dua hal: intelektualisme dan aktivisme. Keduanya merupakan “isme” yang melekat dan tidak bisa dipisahkan dari diri kaum muda. Intelektualisme bermakna mereka mendalami berbagai ilmu pengetahuan dan adaptif dengan berbagai situasi dengan berpijak pada nalar intelektualnya.

Pada saat yang sama, mereka juga aktif di berbagai gelanggang dan organisasi. Jiwa aktivisme telah merasuk dalam jiwa mereka. Sehingga keduanya menjadi modal utama mereka untuk menjaga moral umat dan bangsa.

Ketiga, pelanjut estafeta dakwah sekaligus kepemimpinan. Kaum muda adalah elemen yang secara usia biasanya masih segar, dari fisik hingga pemikirannya. Mereka juga peduli dan responsif pada setiap masalah yang muncul di tengah masyarakat.

Bagi mereka, berpangku tangan pada saat masyarakat dihantui berbagai masalah sosial merupakan bentuk pengkhianatan. Maka mereka pun memiliki daya dorong untuk selalu bergerak dan menghadirkan solusi. Mereka pun bukan saja menjadi pelanjut sejarah generasinya, tapi juga bangsanya.

Laman sebelumnya 1 2 3Laman berikutnya

Artikel Terkait

Back to top button