KB PII: Umat Islam Harus Sadar Politik
Jakarta (SI Online) – Pembukaan Rakernas Keluarga Besar Pelajar Islam Indonesia (KB PII) berlangsung khidmat dan meriah di Hotel Royal Kuningan Jakarta Selatan, Sabtu 21 April 2018.
Dihadiri oleh utusan dari 31 Provinsi, perwakilan luar negeri dan lebih dari 500 simpatisan, pembukaan Rakernas KBPII menghadirkan sejumlah tokoh mantan aktivis Pelajar Islam Indonesia hadir seperti Sofyan A Djalil (Menteri ATR), Soetrisno Bachir, Muchdi PR, KH Cholil Ridwan, dan Natsir Zubaidi (Dewan Masjid Indonesia)
Ketua Umum KB PII Nasrullah Larada dalam konferensi pers setelah pembukaan Rakernas menyatakan KB PII adalah ormas Islam yang bergerak dalam bidang Dakwah dan Pendidikan merupakan wadah alumni Pelajar Islam Indonesia (PII).
KB PII menurut Nasrullah bukanlah organisasi politik, tetapi politik adalah salah satu bagian dari salah satu poin saja dari fokus kegiatan pemberdayaan yang dilakukan. “Jadi konsolidasi umat yang dimaksudkan oleh KB PII adalah konsolidasi umat di bidang sosial, budaya, ekonomi dan dakwah”.
Berkaitan dengan tahun politik 2019, KB PII mengajak umat Islam untuk sadar politik dan menggunakan hak politik sebagai warga negara yang baik dengan memilih pemimpin yang dekat dan memperjuangkan kepentingan umat Islam.
Sebagai organisasi yang merupakan wadah aktivis PII yang sudah berdiri lama, PII memiliki kader yang mumpuni untuk duduk dalam pemerintahan. Bila diperlukan KB PII bisa saja mendorong dan mengajukan kadernya untuk duduk dalam posisi penting di negeri ini.
“Kita punya banyak kader seperti Pak Sofyan Djalil menteri ATR, ada Pak Soetrisno Bachir, dan lain lain. Mereka sangat layak untuk menjadi pemimpin bangsa!”, ujar Nasrullah.
Sementara itu Menteri ATR Sofyan Djalil menyatakan PII merupakan yang organisasi pelajar yang alumni nya banyak berperan di berbagai profesi dan lembaga. Peran dan posisi tersebut membuat kader kader PII memiliki perbedaan pandangan. Akan tetapi dalam persaudaraan PII, pandangan tersebut tidak menimbulkan persoalan. Bahkan menumbuhkan dinamika untuk berkontribusi di tengah masyarakat.
red: adhila