Kehebatan Umar Bukan Pencitraan
Kedua, Khalifah Umar cepat dan tanggap dalam menangani wabah. Dalam kitab Ash-Shahihain dikisahkan bahwa suatu ketika Khalifah Umar ra berkunjung ke negeri Syam. Beliau bertemu dengan Abu Ubaidah dan para sahabat lainnya.
Abu Ubaidah kemudian melaporkan kepada Khalifah Umar ra bahwa negeri Syam sedang dilanda wabah penyakit, seperti wabah kolera. Perdebatan bagaimana cara menangani wabah itu pun cukup hangat.
Berdebatan berakhir ketika Abdurrahman bin Auf menyampaikan pesan Nabi Saw, “Jika kalian mendengar adanya wabah di suatu negeri maka janganlah kalian memasukinya. Namun, jika terjadi wabah di tempat kalian berada maka jangan tinggalkan tempat itu.” (HR. Bukhari, Muslim, dan Ahmad).
Khalifah Umar ra pun kembali ke Madinah dan menerapkan kebijakan lockdown. Tujuannya untuk melindungi wilayah lain dari wabah dan mencegah penyebaran wabah meluas.
Ketiga, Khalifah Umar ra orang yang merasakan paling kelaparan ketika rakyatnya dilanda krisis. Pada masa kepemimpinan Khalifah Umar ra negara tidak hanya dilanda wabah, tapi juga krisis ekonomi dan kelaparan.
Masa paceklik dan kelaparan ini terjadi pada akhir tahun ke-18 H dan berlangsung selama sembilan bulan. Pada saat itu kekeringan melanda seluruh Hijaz dan penduduk mulai dilanda kelaparan. Tahun ini juga disebut tahun al-ramadah karena permukaan tanah menjadi hitam mengering akibat sedikitnya turun hujan, hingga warnanya sama dengan ramad (debu).
Enam puluh ribu penduduk Hijaz mengungsi ke Madinah. Khalifah Umar ra pun segera membagi-bagikan makanan dan uang dari baitul mal hingga baitul mal dan gudang penyimpanan makanan kosong.
Beliau juga segera mengirim surat untuk meminta bantuan kepada para gubernurnya yang berada di wilayah kaya dan mampu. Bantuan pun datang hingga terpenuhi kebutuhan rakyat dan terbebas dari kelaparan.