Kehebatan Umar Bukan Pencitraan
Sementara selama masa krisis tersebut Khalifah Umar ra mengharamkan dirinya memakan makanan yang lezat. Beliau hanya makan cuka dan minyak sehingga kulitnya berubah menjadi hitam. Khalifah Umar ra berkata: “Akulah sejelek-jelek kepala negara apabila aku kenyang sementara rakyatku kelaparan.”
Keempat, Khalifah Umar ra terjun langsung menyelesaikan krisis. Ketika krisis dan wabah melanda di masanya. Khalifah Umar ra terjun langsung membagikan bantuan kepada rakyat. Menyalatkan dan menguburkan orang yang wafat pada masa paceklik dan kelaparan.
Khalifah juga menunda pemungutan zakat, menghentikan hukuman had, memimpin langsung salat istiska dan menyeru seluruh penduduk negeri melakukan shalat istisqa’. Beliau juga menyeru dirinya dan seluruh rakyatnya untuk segera bertobat.
Kelima, Khalifah Umar ra pemimpin yang mencintai rakyatnya tulus tanpa pencitraan. Tertulis dengan tinta emas bagaimana kisah Khalifah Umar ra memanggul sekarung gandum di pundaknya di tengah malam untuk seorang ibu dan anaknya yang kelaparan.
Khalifah Umar ra tidak hanya mengambil dan memanggul gandum sendiri dari baitul mal. Beliau juga memasak gandum tersebut, tanpa ibu dan anaknya tahu bahwa beliau adalah Amirul Mukminin Umar bin Khattab.
Demikian beberapa kehebatan Khalifah Umar ra yang layak kita teladani. Selayaknya tidak patut membandingkan kehebatan beliau dengan pemimpin yang memoles pencitraan di tengah wabah. Apatah lagi terbukti jika berbagai kebijakan yang selama ini diterapkan, terbukti menyengsarakan rakyat.
Jadi sekali lagi, kehebatan beliau tidak dapat disamakan dengan sosok pemimpin yang demen blusukan demi pencitraan.
Wallahu’alam bishshawwab.
Jannatu Naflah
Praktisi Pendidikan