Kekuatan Doa Menghadapi Masalah
Hal yang paling esensial dari doa Dzun Nun (Nabi Yunus) ini adalah pengakuan atas kesalahan yang telah dilakukannya serta penegasan bahwa hanya Allah Ta’ala saja yang berhak disembah. Dengan doa ini, Yunus As akhirnya dibawa kembali oleh ikan besar yang menelannya, kembali ke daratan.
Nabi Yunus As juga diperkenankan Allah Ta’ala untuk kembali bertemu dengan kaumnya dalam kondisi yang sudah bertaubat dan menanti bimbingan Nabi Yunus As.
Inilah luar biasanya kekuatan doa yang dipanjatkan oleh hati yang benar-benar pasrah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Layaknya peristiwa Nabi Yunus, bukan cuma selamat, tapi urusannya diselesaikan oleh Allah tanpa campur tangan Nabi Yunus lagi.
Oleh karena itu, jangan putus asa terhadap situasi yang sedang kita hadapi. Ada doa yang kekuatannya menjadi senjata bagi seorang mukmin.
Berdoalah untuk setiap urusan. Termasuk dalam urusan keluarga. Laki-laki yang lemah adalah lelaki yang kerap menggunakan amarah untuk menghadapi permasalahan dengan istrinya.
Ayah yang lemah adalah ayah yang senantiasa menggunakan kekuatan dan kekuasaannya untuk menekan anak-anaknya di rumah, manakala datang persoalan. Suami dan ayah seperti ini biasanya sangat jarang berdoa dan sangat jarang melembutkan hatinya untuk memohon pertolongan kepada Allah Azza wa Jalla.
Perbanyaklah dzikir dan doa kepada Allah Ta’ala, di baliknya ada kekuatan dan pertolongan yang luar biasa.
Selama ini kita kurang mampu melihat pertolongan Allah di balik doa dan dzikir, mungkin karena kita terlalu banyak menggunakan rasionalitas. Sehingga kita mengutamakan logika dan pikiran; tak mampu merasa dan membaca intuisi.
Mungkin juga karena kita terlalu materialistik sehingga tidak mampu melihat sesuatu yang ghaib. Contohnya, orang tua lebih sering mentransfer uang untuk biaya kebutuhan kuliah anak, kemudian sudah merasa melakukan yang terbaik; dibandingkan ia lebih sering mentransfer doa untuk kesuksesan kuliah anak.
Meskipun keduanya penting, tetapi mendoakan kesuksesan anak tentu jauh lebih penting. Pernahkah orangtua terutama seorang ayah mendoakan anaknya seperti Zakaria As yang berdoa untuk kehadiran Yahya As?
Atau, seorang ibu berdoa untuk anaknya seperti Hannah binti Faqud, ibunda Maryam, yang mendoakan putrinya ketika berada di dalam kandungan?